Indonesia menjadi unggulan ketiga pada Piala Sudirman 2019 mulai 19-26 Mei di Guangxi Sports Center, Nanning, China. Indonesia menjalani babak grup bersama Denmark dan Inggris.
Menilik kekuatan yang dimiliki, Indonesia memiliki kartu as di sektor ganda putra, namun lemah di tunggal putri. Sementara itu, tiga sektor lain, tunggal putra, ganda putra, dan ganda campuran, cukup bersaing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Peluang pasti terbuka buat pertandingannya. Pemain kita juga kuat-kuat di ganda putranya. Tunggal kita juga bagus," kata Ahsan dalam One on One detikSport.
"(Jadi), buat lolos grup sih bisa," Hendra menimpali.
Kendati menjadi penggagas, Indonesia baru sekali meraih trofi Piala Sudirman. Yakni, saat penyelenggaraan pertama pada 1989. Setelah itu, penampilan terbaik skuat Merah Putih mentok di runner up dan itu diperoleh sebanyak enam kali.
Ahsan bilang Indonesia kesulitan mendapatkan trofi itu karena kekuatan tiap sektor tidak merata. Sementara, tim langganan juara menunjukkan jika mempunyai skuat yang lebih merata di lima nomornya.
"Karena kami belum merata kekuatan sektornya. Jadi, makanya satu lepas, kedua lepas, berat buat berikutnya. Kalau mau dapat ya harus kuat semua," Ahsan menjelaskan.
"Ini kan pertandingan lima partai ya. Jadi kita enggak bisa mengandalkan satu dua sudah lolos atau kalah. Enggak bisa seperti itu," Ahsan menambahkan.
"Kami harus satu kekuatan ya. Mau dapat kita harus kuat. Pasti kepingin. Tapi prosesnya tidak mudah, tapi tidak ada yang mustahil juga. Kesempatan pasti ada," dia menegaskan.
"Ya ini lah yang muda-muda dimaksimalkan. Dikasih kepercayaan jadi pedenya ada," Hendra memberi saran.