Hendra dan Ahsan sudah bersama-sama selama tujuh tahun. Kendati sempat putus nyambung, mereka melanjutkan kiprah sebagai pasangan independen kini.
Ahsan menyebut kunci relasi mereka justru terletak pada perbedaan yang dimiliki. Tak cuma gaya bermain, namun karakter masing-masing dari Hendra dan Ahsan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami enggak membutuhkan waktu lama untuk bisa beradaptasi satu sama lain. Memang harus berbeda karakter ya. Kalau sama-sama diam (sambil menunjuk Hendra) hahaha atau sama-sama berapi-api, seperti saya, nanti enggak nyambung juga," kata Ahsan dalam One on One detikSport.
Mereka diuntungkan dengan telah mengenal cukup lama sebelum dipasangkan. Kendati berbeda klub, Hendra dari PB Jaya Raya Jakarta sedangkan Ahsan dari PB Djarum Kudus, mereka sudah cukup lama berlatih bersama-sama di pelatnas Cipayung.
Sebelum dipasangkan dengan Ahsan, Hendra sudah menjadi ganda putra papan atas dunia bersama Markis Kido. Mereka pemilik gelar juara dunia 2007 dan peraih medali emas Olimpiade 2008 Beijing.
"Ya, karakter orang kan berbeda satu sama lain. Jadi harus, istilahnya, saling memahamilah," kata Hendra.
"Kami saling melengkapilah hahaha.... Kami juga tak sungkan untuk saling memberi saran," Ahsan menimpali.
Tak perlu waktu lama untuk membuktikan soliditas mereka, Hendra/Ahsan meraih gelar juara untuk kali pertama di Malaysia Terbuka 2013.
"Kami juara bulan Januari 2013 di Malaysia Terbuka itu. Kami kan waktu dipasangkan mulai Oktober 2012. Sekitar tiga bulan, enggak lama kan? Padahal kami juga enggak menyangka bisa secepat itu juara hehehe," ujar Ahsan.
Yuk, menguji kekompakan Hendra/Ahsan bersama detikSport:
(fem/fem)