"Ayoo...ayoo...bisa," kata Sri yang saat itu tengah menyemangati Windy Cantika Aisah dan Riska Nur Amanda.
Ya, Sri memang baru lima hari berada di pelatnas angkat besi, yang berada di Mess Kwini, Kwitang, Jakarta. Dia didapuk Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Binaraga, dan Angkat Besi Seluruh Indonesia ( PB PSBBSI).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PABBSI pun dengan cepat mencari pengganti untuk melatih Syarah Anggraini dkk. Sri Indriyani pun dipilih. Selain karena pengalamannya menjadi atlet, Sri juga merupakan peraih medali perunggu Olimpiade Sydney 2000 kelas 48 kg.
Sri sendiri awalnya sempat ragu menerima 'pinangan' PABBSI untuk menjadi pelatih. Apalagi bebannya cukup berat melatih atlet pelatnas menuju kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo.
Sudah begitu, dia sudah berhenti menjadi atlet sejak 1996. Selama itu pula hingga awal 2019 dia menjadi karyawan Kantor Pos di Jepara.
"Yang pertama hubungi Bapak Joko Pramono (Waketum PB PABBSI) langsung. Awalnya sih sempat mikir mampukah saya? Ini kan pelatnas ya, bukan daerah saja. Cuma Bapak Joko kasih tahu bahwa ayo keluarkan pengalaman dahulu ke atlet. Motivasi mereka agar jadi juara," kata Sri saat ditemui di Mess Kwini, Jakarta.
Hampir sepekan melatih Sri mengaku sudah mulai nyaman dengan para atlet. Begitu sebaliknya.
"Anak-anak sejauh ini welcome. Saya juga mencoba lebih dekat ke anak-anak, dan mereka banyak yang tanya dulu kejuaraan bagaimana? Ya, saya kasih tahu kiat-kiatnya seperti apa, kejuaraan itu harus bagaimana, ilmu itu yang saya berikan," ujar dia.
"Tantangan terberat menurut saya adalah pelatih harus bisa mengerti karakter atletnya satu-satu. Makanya saya berusaha kenal dulu. Kalau dulu waktu masih menjadi atlet kan tahunya latihan saja. Kalau atlet tahunya latihan. Untuk program juga tinggal melanjuti yang ada karena sudah disusun," dia menjelaskan.
"Saya di sini masih banyak belajar dan tanya ke pelatih lainnya, seperti Bapak Dirdja. Tapi selama itu juga saya sudah bisa sedikit menilai anak-anak bahwa dari segi teknik mereka masih belum matang. Ya mungkin karena masih remaja," katanya.
"Kalau untuk Syarah Anggraini dan Nurul Akmal mereka sudah bagus, pengalaman juga, jadi tinggal mempertahankan powernya saja."
Tak hanya melatih atlet pelatnas, Sri juga bakal memulai debutannya mendampingi atlet di Kejuaraan Asia di Ningbo, China, 20-30 April mendatang.
"Saya belum tahu. Untuk nanti musuhnya seperti apa, mereka berapa (angkatannya). Yang jelas targetnya itu anak-anak bisa memberi prestasi yang terbaik lah," dia mengharapkan.
(mcy/cas)