Zohri meraih medali perak setelah menjadi pelari tercepat kedua dengan catatan waktu 10,13 detik di final nomor lomba 100 meter putra. Dia juga melewati rekor Asia Tenggara milik Suryo Agung 10,17 detik yang sudah 10 tahun bertahan.
Catatan waktu itu tak disangka-sangkanya karena pada babak kualifikasi pelari asal Lombok itu sempat merasa gagal. Kok bisa?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya sih nggak menebak ya, pertama itu saya yakin bahwa di sana saya akan pecah rekornas, tapi kan pas kualifikasinya justru cuma dapat 10,26 detik," kata Zohri saat ditemui di Stadion Madya, Gelora Bung Karno, Senayan, Selasa (30/4/2019).
"Tapi saat saya berpikir untuk tak usah mengejar pecah rekornas lagi dan lebih fokus ke finis, itu justru nggak menyangka, mungkin karena tarikannya kencang juga jadi bisa pecah rekornas," dia menjelaskan.
"Jadi awalnya menargetkan malah nggak tercapai, tapi saat tak ditarget justru tercapai. Syukur alhamdullilah dan terimakasih kepada masyarakat Indonesia terutama Nusa Tenggara Barat dan Lombok," tambahnya.
Baca juga: Lalu M Zohri Pecahkan Rekor Suryo Agung |
Meski sukses, Zohri sejatinya belum sepenuhnya puas dengan catatan waktunya.
"Saya belum puas karena belum bisa lolos limit olimpiade dan belum bisa 100 persen bisa ikut lomba di olimpiade," katanya.
"Untuk pecah rekornya itu adalah motivasi untuk saya, agar semangat latihan lagi dan berprestasi lagi. Semoga ke depannya saya bisa lebih baik lagi waktunya, dan semoga bisa lolos limit olimpiade," dia mengharapkan.
(mcy/cas)