Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) menurunkan sepuluh atlet terbaik di tujuh nomor Kejuaraan Atletik Asia mulai 20-24 Doha. Dari tujuh nomor tersebut, Merah Putih hanya merebut satu medali perak dari Lalu Muhammad Zohri.
Dengan perolehan tersebut, Indonesia finis di urutan ke-16 dari 43 negara peserta. Bahrain menjadi juara umum dengan koleksi 11 medali emas, tujuh perak, dan empat perunggu. Sementara, runner-up menjadi milik China (9 emas, 13 perak, dan 7 perunggu), Jepang di urutan ketiga dengan lima emas, 4 perak, dan 9 perunggu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2 Rekornas Zohri
Selain medali perak, Zohri sekaligus mencetak dua rekor nasional dari lari 100 meter putra saat tampil di ajang tersebut. Sprinter asal Lombok Utara itu memencahkan rekor Suryo Agung Wibowo (10,17 detik) yang sudah berusia 10 tahun saat tampil di semifinal dengan waktu 10,15 detik. Kemudian, Zohri memecahkan rekornya sendiri saat final dengan waktu 10.13 detik.
Catatan tersebut sekaligus memecahkan rekor nasional dan catatan terbaiknya selama ini 10,17 detik di Kejuaraan Dunia Junior 2018 Finlandia.
Sementara, tim lari estafet 4x100 putra yang tanpa diperkuat Zohri terhenti di penyisihan. Di nomor 100 meter lari gawang, Emilia Nova malah cedera.
"Secara keseluruhan, saya menilai hasil di kejuaraan ini ada yang sudah baik dan ada yang belum baik," kata Sekretaris Jenderal PB PASI, Tigor Tanjung, kepada detikSport, Kamis (25/4/2019).
"Seperti, Adi Ramli Sidiq (tim estafet dan 100 meter putra), kami turunkan memang untuk mencari pengalaman. kemudian di nomor estafet kami turunkan juga dan tanpa Zohri (Lalu Muhammad) karena jadwal pertandingan yang rapat. Sehingga, kami tak ingin ambil risiko dan ternyata strategi kami benar. Begitu dengan Emilia Nova kami juga ingin memberi pengalaman untuknya," dia menjelaskan.
Di sisi lain, evaluasi untuk atlet lompat jauh Sapwaturrahman, Tigor mengaku belum mendapat laporan detail.
"Sapwa saya belum tahu kenapa tiga lompatan di final gagal semua. Padahal ketika di penyisihan dia cukup baik lompatannya, artinya berimbang, dia masih dalam tiga besar," katanya.
"Saya tak tahu apa ada faktor nonteknis karena saya dengar kalau malam hari bisa anginnya kencang atau dia ada canggung hadapi lawan atau ada persoalan teknis. Jadi, dia harus memperbaiki teknisnya karena dalam lompat jauh, lompat galah, lompat tinggi, kesalahan di ujung itu ditentukan dari dua langkah pertama," ujar dia.
Langsung Menatap 2 Turnamen Internasional
Tigor menjelaskan, selepas dari Doha, pihaknya akan mengevaluasi detail keseluruhan progres dan membenahi kekurangan atlet. Tapi bukan berarti menggenjot latihan jadi lebih berat.
"Enggak ada istilah genjot. Justru misalnya kita terkesan semua dengan hasil Zohri itu adalah hasil program latihan yang sudah kami modifikasi dalam dua tahun terakhir ini. Dimana latihan itu tak ada lagi istilah genjot tapi ringan, ringan dalam arti positif ya bukan main-main. Selama ini kan kita selalu beranggapan program latihan itu berat dan panjang. (Padahal) itu tak benar," dia menjelaskan.
"Treatment-nya pasti ada. Yang kurang-kurang ini nanti kami perbaiki lagi," ujarnya.
Setelah Kejuaraan Asia Atletik Doha, PASI berencana untuk mengirimkan atletnya ke dua event lainnya.
Pertama, IAAF World Relays di Yokohama, Jepang, 11-12 Mei. Kemudian, Seiko Golden Grand Prix Osaka 2019 di Nagai Stadium, Jepang, pada 19 Mei mendatang.
Hasil atlet atletik Indonesia di Kejuaraan Asia 2019:
1. Lalu Muhammad Zohri (lari 100 meter putra) medali perak dan pecah 2 kali rekor nasional 10,15 detik dan 10,13 detik.
2. Sapwaturrahman (lompat jauh putra) didiskualifikasi) di final.
3. Tim estafet 4x100 meter putra terhenti di babak penyisihan dengan catatan waktu terbaik 39,96 detik.
4. Emilia Nova (100 meter lari gawang) babak penyisihan 13,70 detik.
5. Adi Ramli Sidiq (lari 100 meter) babak penyisihan dengan catatan waktu 10,89 detik.
6. Atjong Tio Purwanto (lari halang rintang 3.000 meter) DNS.
7. Eki Febri Ekawati (tolok peluru) posisi ketujuh dengan catatan tolakan 14,94 meter dari lima percobaan.
8. Joko Kuncoro Adi (lari 200 meter putra) semifinal 22,08 detik dan mencatat personal best 21,80 detik di babak penyisihan.