Kendati menjadi pencetus kejuaraan beregu bulutangkis campuran, Indonesia tercatat hanya sekali menjadi juara. Susy menjadi salah satu pilar dalam tim yang meriah trofi Piala Sudirman 1989 tersebut. Indonesia mengalahkan Korea Selatan 3-2 di babak final.
Sejak itu, Piala Sudirman tak pernah pulang ke Indonesia. China menjadi negara yang paling mendominasi di kejuaraan dua tahunan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kangennya justru ngajakin main. Malah lebih semangat, makanya saya bilang ayo main, ayo main," kata Susy di Hotel Atlet Century, Senayan, Sabtu (11/5/2019).
"Saya tidak tahu (kenapa yakin banget tahun ini bisa juara?) tapi saya melihat anak-anak latihan, anak-anak semangat, kok ya kalau melihat belakangan naik semua," ujarnya lagi.
Dengan skuat yang ada, Susy optimistis Indonesia menjadi juara kali ini.
"Dua tahun lalu, saya tidak sekuat ini keyakinannya. Dua tahun lalu saya sendiri merasa pas pergi itu auranya tidak sebagus ini. Ya mudah-mudahan ya," dia menambahkan.
"Makanya saya bilang semua bertekad, soalnya melihat sudah 30 tahun, dulu saya sebagai pemain, sekarang sebagai manajer untuk bisa ada di situ lagi, berharap bisa membawa pulang trofi itu kembali," Susy menjelaskan.
Tak hanya itu, peraih medali emas Olimpiade 1992 ini juga berharapan keinginan tak mau kalah dan daya juang saat senior-seniornya bertanding kala itu bisa menjadi contoh para atletnya saat ini.
"Waktu saya main kan yang saya rasakan masih ada satu poin lagi jadi saya belum kalah. Makanya saya nekat saja. Bola ke mana saya kejar, pantang menyerah, tidak berpikir strategi apa-apa yang penting bola kena sehingga lawan jadi buru-buru dan balik tegang," Susy menceritakan.
"Saya juga tidak memikirkan beban karena kami sudah ketinggalan 0-2. Pokoknya saya main, saya tahan terus. Malah penonton satu gedung sudah keluar jadi duduk lagi karena kami bisa deuce," Susy mengisahkan.
"Makanya, saya ingin anak-anak bisa seperti itu. Dan yang saya lihat punya keinginan itu Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan. Contohnya ya di All England 2019 kemarin. Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon sebetulnya punya semangat itu tapi belum matang. Mungkin karena jiwa mudanya dan masih butuh pendewasaan juga," dia menuturkan.