Fitriani dan Gregoria menjadi dua pemain yang mengisi slot tunggal putri Indonesia ke Piala Sudirman 2019. Mereka mengisi peringkat terbaik sekaligus dianggap yang paling siap di antara tunggal putri lainnya.
Tapi, jika dibandingkan sektor lain, laju tunggal putri di ajang internasional menjadi nomor yang memprihatinkkan. Susy berharap Fitriani dan Gregoria tak kendur. Dia meminta agar dua pemain itu tampil mati-matian di ajang bulutangkis beregu campuran di Nanning, China mulai 19-26 Mei.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masih belum ya kalau saya melihat. Kadang kalah karena sendiri, kadang kalah sama keadaan, masih belum. Makanya, salah satunya kenapa saya pilih Rionny Mainaky, dengan pengalaman dia melatih di Jepang berapa tahun, pokoknya tularin di sini jadikan seperti itu," kata Susy.
"Karena, ada satu atlet apalagi cewek kadang enggak tega, atau apa lah. Pokoknya, diubah lah mindset-nya, diubah karakternya, supaya lebih kuat. Pasti butuh proses karena selama ini kan beberapa tahun lalu zona nyamannya lebih besar, sekarang ada tekanan-tekanan, ya sudah mulai berubah lah," ujar dia kemudian.
Peraih medali emas Olimpiade 1992 meyakini dengan keuletan dan pantang menyerah bisa mengembalikan keadaan yang sebelumnya tertinggal.
"Itu yang selalu saya ingatkan ke atlet-atlet karena dari pengalaman saya terjadi dan itu bukan saya saja ada koh Lius (Pongoh), koh King, dan itu bukan satu dua pemain, dengan keuletan, ketegaran, pantang menyerah, bisa mengembalikan keadaan. Itu lah jadi modal ke sana," dia mengungkapkan.
"Makanya saya positif, saya punya semangat dan tekad. Mudah-mudahan ini bisa transfer ke anak-anak sekarang. Semangat dulu saja, tekad dulu saja, kadang-kadang atlet kan waduh nanti saya kalah, nanti apa," dia menambahkan.