PASI menyambut imbauan pemerintah agar kontingen Indonesia ke SEA Games 2019 didominasi atlet muda. PASI merespons dengan bakal 100 persen menurunkan atlet junior.
Konsekuensinya, Zohri diwacanakan absen. Kendati berusia masih cukup muda, namun prestasi dan catatan waktu Zohri dinilai bukan lagi untuk bersaing di level Asia Tenggara. Sprinter 19 tahun itu akan difokuskan untuk tampil di Olimpiade 2020 setelah menggenggam tiket di nomor lari 100 meter. Apalagi, Zohri sedang dalam masa pemulihan dari cedera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bob tak risau meski nantinya atletik Indonesia tanpa medali emas di multievent negara-negara Asia Tenggara tersebut. Lagipula, ada hal yang lebih penting bagi Bob terkait jenjang karier juara dunia atletik u-18 tersebut, yakni Kejuaraan Dunia di Doha, Qatar, September, dan Olimpiade 2020 Tokyo.
"Yang penting kami punya lapisan, jadi tak hanya Zohri saja, yang lainnya boleh maju. Maka, kami menggunakan yang lebih muda lagi selain Zohri," ujar dia.
"Kami punya Adi Joko dari Jawa Tengah di nomor 100 meter, banyak kok yang muda-muda. Buat kami tak masalah karena kami tidak pikirkan emas. Dapat tidak dapat tidak masalah yang penting ada pelapis," dia menambahkan.
Untuk stok pelapis Zohri, Asisten pelatih tim estafet putra M. Fadlin mengatakan cukup tersedia. Tinggal mematangkan mereka mumpung waktu masih tersedia.
"Ada sih. Mereka juga sudah bergabung latihannya dengan yang tim estafet utama. Seperti Adi Ramli Siddiq, Adi Triko, dan Ardiansyah. Jadi mereka sudah siap kapanpun dipasang," kata Fadlin.
Catatan waktu terbaik Adi di Kejuaraan Asia nomor 100 meter pada April lalu 10,89 detik. Adi terhenti di babak penyisihan.
"Namun, kami belum menentukan satu tim yang baku saat di SEA Games. Kami masih menggabungkan mereka dalam latihan supaya siapapun yang akan diturunkan nanti siap," dia menambahkan.
Di SEA Games, atletik termasuk salah satu cabang yang konsisten menyumbang medali emas. Kontingen atletik di SEA Games Malaysia dua tahun lalu menyumbang lima medali emas, tujuh perak, dan tiga perunggu. Mereka yaitu Hendro Yap (jalan cepat), Triyaningsih (10.000 meter), Agus Prayogo (10.000 meter putra), Eki Febri Ekawati (tolok peluru putri), dan Atjong Tio Purwanto (3.000 meter halang rintang).
(mcy/fem)