Hendra/Ahsan kembali turun di turnamen BWF World Tour Super 1000 pada Indonesia Open mulai 16-21 Juli. Pasangan yang dijuluki The Daddies itu berbekal gelar juara All England, yang memiliki level setara Indonesia Terbuka.
Usai menjadi jura All England, laju Hendra/Ahsan cukup konsisten. Mereka menjadi finalis Singapore Open dan New Zealand Open 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski punya catatan yang bagus, pasangan ini tak muluk menancapkan target di Indonesia Open yang dilangsungkan di Istora kompleks Gelora Bung Karno (GGBK), Senayan, Jakarta. Mereka fokus babak demi babak.
"Pastinya ingin yang terbaik tapi tak mau muluk-muluk juga. Saya sih yang penting bisa enjoy tiap di lapangan, tapi bukan yang asal-asalan juga, yang penting bisa mengeluarkan permainan," kata Ahsan ketika ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jumat (5/7/2019).
Baik Ahsan maupun Hendra tak ingin terbebani dengan gelar juara di All England. Lagipula, pelatih mereka, Herry Iman Pierngadi, tak memberi target khusus.
"Enggak ada sih (harus juara lagi di level 1000). Kami yang terpenting mau mengeluarkan yang terbaik. Namanya permainan menang atau kalah memang seperti itu. Yang penting puas sudah mengeluarkan kemampuan maksimalnya. Kembali lagi setiap orang pasti ingin menang," dia melanjutkan.
The Daddies menyadari usia yang tak lagi muda membuat mereka berpikir lebih realistis. Meskipun, secara pengalaman mereka jauh di atas pemain lainnya.
"Ya, dari peta persaingan sekarang sudah merata. Kami juga sudah tidak muda. Kalau saya masih di top perfomance-nya mungkin saya berani final. Sekarang ya realistisnya semifinal," kata Hendra.