PR Segudang Dari Pelatih Untuk Fajar/Rian

PR Segudang Dari Pelatih Untuk Fajar/Rian

Mercy Raya - Sport
Jumat, 09 Agu 2019 12:35 WIB
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto menyimpan banyak PR usai tur Asia-Australia. (Agung Pambudhy/detikSport)
Jakarta - Pelatih pelatnas ganda putra PBSI, Herry Iman Pierngadi, mengevaluasi laju anak asuhnya dari tur Asia-Australia. Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto menyimpan catatan paling banyak.

Ganda putra Indonesia menuntaskan tur Asia-Australia dengan merebut dua gelar kemenangan, dari Indonesia Open dan Japan Open 2019. Dua gelar itu dipersembahkan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marvus Fernaldi Gideon dalam duel rekan sepelatnas Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di dua partai final.

Terciptanya all Indonesian final itu pun semakin mengokohkan kedudukan ganda putra Indonesia dalam persaingan dunia saat ini. Mereka menguasai peringkat top 2 Badminton World Federation (BWF).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Secara target, evaluasi sebenarnya masuk dua-duanya. Artinya, bisa all Indonesia final di Indonesia Open mungkin karena banyak dibantu tuan rumah dan suporter. Kalau di Jepang kan beda. Kemudian, bisa all Indonesia final lagi di Jepang itu kan hasil baik," kata Herry saat ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (9/8/2019).

Meski demikian tetap ada catatan untuk pasangan lain. Yakni, untuk Fajar/Rian dan Wahyu Nayaka/Ade Yusuf yang dinilai Herry.

"Walau belum berhasil, tapi kalahnya Wahyu/Ade bisa diterima. Waktu di Jepang juga, saat bertemu Ahsan/Hendra, sebenarnya lawan hampir lewat karena poin gim ketiga 20-22, tapi tetap kalah. Itu yang harus diperhatikan saat poin kristis harus banyak belajar untuk Wahyu/Ade. Ya, itu jadi pekerjaan rumah lah buat mereka," Herry menjelaskan.

"Nah, yang Fajar/Rian yang di luar prediksi saya karena (saya akui) grafiknya menurun. Masalahnya ya banyak faktor. Mereka tertekan karena terlalu diharapkan cepat," dia menambahkan.

Sejak Kejuaraan Asia 2019, Fajar/Rian cenderung tampil inkonsisten. Mereka terhenti di perempatfinal Indonesia Open dan tersingkir di babak kedua Japan Open dan Thailand Open. Di Australian Open, mereka langsung kalah sejak babak pertama.

"Mungkin ada (masalah teknis) tapi tidak banyak lah. Buktinya mereka bisa juara dan setiap menghadapi pemain top bisa ramai. Jadi memang cara berpikirnya mereka saja yang harus diubah," dia menjelaskan.

"Jangan jadi beban tapi dipakai jadi tantangan supaya lebih baik dan bagus, karena Fajar/Rian ini punya potensi. Tinggal mereka bisa kontrol emosi dan harus bisa melawan diri sendiri," ujar dia.




(mcy/fem)

Hide Ads