Stapac memutuskan mundur dari IBL musim 2019/2020 karena tak memiliki pemain komplit. Itu setelah sebagian pemain Stapac dipanggil timnas untuk SEA Games dan Kualifikasi FIBA Asia 2021, sedangkan sebagian lain memutuskan gantung sepatu dan sekolah di luar negeri.
Operator liga basket meminta Stapac untuk mempertimbangkan keputusan itu. Sebab, Timnas cuma bekerja efektif mulai bulan ini hingga Februari. Setelah itu, pemain bisa kembali ke klub masing-masing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kelanjutannya, ya, saya sudah mengundurkan diri. Pertama-tama, dalam hal ini tidak ada yang disalahkan. Sederhana kok, sekarang kalau, Mbak ada kejuaraan dunia bangga tidak? Itu syarat dari FIBA, harus membentuk Timnas dan mereka mau lihat, nanti kalau tak lolos kualifikasi 2021, FIBA World Cup 2023 kita tidak punya tim, malu tidak?" kata pria yang akrab disapa Kim Hong itu kepada detikSport, Rabu (21/8/2019).
"Sementara itu, jika dibandingkan dengan IBL itu urusan dalam negeri, jalan keluarnya apa pasti dipikirkan," dia menambahkan.
Selain itu, Kim Hong menjelaskan status Stapac beda dengan klub lain. Timnya disebutkan lebih banyak menyumbang pemain untuk Timnas.
"Kebetulan empat pemain pensiun, satu operasi, Ruslan mengalami cedera yang kaki dua-duanya, lutut itu, setahun tak mungkin kembali, lalu Agassi Yeshe Goantara mau kuliah ke Spanyol, sisa Ricki Effendy harus main 3x3 untuk SEA Games, sementara lima pemainnya masuk Timnas. Coba sekarang gampang gini saja, kamu cari junior kamu harus didik berapa tahun? Artinya, tak semudah itu," ujar Irawan.
"Pokoknya saya tak mau mengorbankan Timnas. Pemain saya bisa main Kejuaraan Dunia kapan lagi. Cucu, cicitnya, saja belum tentu," tambah dia.
"Soal rencana setelah bubar? Saya belum tahu mau ngapain. Apakah saya bantu bina muda-muda tapi tak main. Ya, bisa-bisa saja kan. Tetapi saya belum kepikiran karena Senin pekan depan ada rapat lagi," katanya.
Baca juga: Stapac Harus Diselamatkan |
(mcy/fem)