Kejuaraan bertajuk SSP 24th ITTF Asian Table Tennis Championship itu dilangsungkan di Sasana Among Raga, Yogyakarta mulai 15-22 September 2019. Ajang itu akan diramaikan petenis meja dari 36 negara yang dibagi dalam lima grup.
Negara-negara tersebut yaitu Afhanistan, Bahrain, Bangladesh, China, Taiwan, Korea Utara, Hing Kong, India, Indonesia, Iran, Irak, Jepang, Yordania, Kazakhstan, Korea, Kuwait, Kyrgyzstan, Lebanon, Macau, Malaysia, Maladewa, Mongolia Nepal, Oman, Pakistan, Palestina, Filipina, Qatar, Arab Saudi, Singapura, Sri Lanka Thailand, Turkmenistan, Uni Emirat Arab, Uzbekistan, dan Yaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia berharap sebagai tuan rumah, atlet tenis meja Indonesia lebih antusias saat bertanding.
"Jadi, ini Kejuaraan Asia yang sudah 37 tahun baru bisa diselenggarakan di Indonesia. Melalui kejuaraan ini, Indonesia akan menjadi sorotan dunia, terutama dalam tenis meja. Serta mendorong industri pariwisata tanah air secara menyeluruh," kata Oegroseno dalam jumpa pers di Hotel Harris, FX Sudirman, Senin (2/9/2019).
Turunkan 10 Petenis Meja Nasional
Sebagai tuan rumah, Indonesia menurunkan 10 atlet putra dan putri. Mereka tampil pada divisi satu di tujuh nomor, yakni beregu putra dan putri, tunggal putra dan putri, ganda putra dan putri, serta campuran. Ajang ini juga mempertandingkan event championship, namun khusus atlet tenis meja yang berada di peringkat satu sampai enam dunia.
"Beberapa negara sudah menggunakan atlet muda. Jadi senior sudah tak main. Kami pun melakukan hal yang sama, semoga atlet muda bisa memberikan penampilan terbaik untuk tenis ke depan," ujar dia.
"Target menang kalah biasa tapi melihat kemauan mereka semoga mereka memberikan kan yang terbaik," dia menambahkan.
Sedangkan untuk kualifikasi Olimpiade, Oegroseno mengatakan, dia berharap Indonesia bisa mendapatkan slot. Meski tak secara gamblang dia memembankan target medalo emas untuk atletnya. Pasalnya, atlet yang dikirim merupakan pemain berusia muda.
"Waktu 2016 kami sudah dapat slot satu wild card, cuma karena kasus dualisme akhirnya tak dikirim. Untuk itu, kami berharap bisa dari hasil ini mereka bisa melakukan yang terbaik dan maksimal," dia menambahkan.
Fikri Faqih Fadilah dan Novida Widarahman, wakil Indonesia, mengatakan sudah melakukan persiapan khusus untuk Kejuaraan Asia tahun ini.
"Saya lebih mencari pengalaman tapi bukan berarti tak tampil terbaik. Saya akan berusaha melakukan terbaik dan bersaing dengan negara lain," kata Rifqi.
"Sama dengan Rifqi. Saya juga mencari pengalaman namun tetap mengusahakan terbaik saat bertanding melawan negara-negara Asia lainnya," Novida menimpali.
(mcy/fem)