"Orang Indonesia itu kan sangat suka modifikasi, nggak cuma sepeda. Itu salah satu kenapa sepeda lipat growing-nya lumayan ya. Ada pihak ketiga, bukan dari pabrikannya, yang mengeluarkan macam-macam aksesoris. Itu faktor yang mendukung banget," ujar Iwan Tenggono, pengusaha sepeda lipat dan juga anggota komunitas ID-Foldingbike pada detikcom.
Pihak ketiga yang dimaksud Iwan adalah toko selain produsen sepeda yang memang khusus menjual aksesoris sepeda. Ia menyebut semua aksesoris untk modifikasi sepeda biasanya didapat dari Taiwan dan Cina yang merupakan salah satu negara produsen sepeda terbesar di dunia. Banyaknya aksesoris yang dijual membuat pengguna sepeda lipat bisa memodifikasi dengan gaya apa saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Booming Sepeda Lipat: Si Manis yang Praktis |
![]() |
Sementara Phang Arianto, founder komunitas Jakarta Sepeda Lipat atau Jakseli, menyebut biasanya pemilik sepeda lipat pasti melakukan modifikasi, baik skala ringan hingga mengubah kemampuan jelajah sepeda.
"Umumnya, pengguna sepeda lipat pasti memodifikasi. Kalau dia ganti hand grip saja, itu sudah masuk modifikasi. Jadi pasti selalu ada, tapi nggak selalu yang ekstrem. Kadang hanya ganti supaya warnanya matching sama rangka," ujar Phang, saat ditemui di kawasan Mangga Dua, Jakarta, Jumat (6/9) lalu.
Bagi Iwan dan Phang, modifikasi adalah persoalan selera, tergantung bagaimana sang pemilik menerjemahkan keinginannya. Khusus Phang, ia menyebut modifikasi yang ia lakukan berdasarkan kebutuhannya yang suka melakukan perjalanan jauh. Phang sendiri sudah menghabiskan puluhan juta Rupiah untuk memodifikasi sepedanya
"Buat saya pribadi, sepeda lipat ini dimodifikasi sesuai kebutuhan pemakaian. Saya punya sepeda Brompton, girnya itu punya speednya 6. Saya tuh sukanya nanjak, pergi jauh-jauh, lihat pemandangan, itu saya suka. Jadi saya modif sepeda supaya bagaimana sepeda saya nyaman dengan penggunaan saya yang tadi. Sekarang saya modif sampai 12 speed, makin banyak supaya enteng kalau menanjak," ujar Phang.
![]() |
"(Untuk biaya modifikasi), harga sepedanya itu kan sekarang sekitar Rp 25-27 juta harganya, saya modif itu juga habis sekitar Rp 27 juta. Saya ganti velg-nya, saya ganti speed-nya, saya ganti crank-nya biar lebih enteng. Jadi total sudah Rp 50 jutaan," ujar Phang.
Buat pecinta sepeda lipat, Phang menyebut murah mahalnya biaya modifikasi sifatnya relatif. Seperti halnya memilih sepeda lipat yang variasi harganya. Selama bisa memenuhi kemauan dan dananya tersedia, hal itu tak jadi masalah.
(din/din)