Masyarakat keberatan dengan rencana balap mobil GBK Race! Time Attack Challenge di Kompleks GBK pada 4-6 Oktober 2019. Agenda itu diketahui publik setelah ada uji coba pada Kamis (12/9/2019).
Protes itu dilayangkan masyarakat karena menilai pelaksanaan balap mobil yang mematok target mendapatkan jumlah peserta hingga 100 mobil mengingkari salah satu misi GBK sebagai paru-paru Jakarta. Dalam situs resmi GBK juga menyebut visi sebagai salah satu kawasan olahraga terintegrasi yang modern, ramah lingkungan dan unggul di dunia
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam prosesnya, seiring dengan munculnya protes dari warga, PPKGBK memutuskan untuk menunda balap mobil itu. Penyelenggara akan menghitung waktu lagi agar balapan bisa berjalan dengan ideal.
Direktur Utama PPKGBK, Winarto, sepakat untuk ikut mengurangi polusi udara di Jakarta. Tapi, dia bilang, tak ada peraturan yang membuat GBK dilarang menjadi venue balap mobil.
"Kalau mencemari lingkungan GBK, saya sangat setuju (dengan) Bapak Gubernur (Anies Baswedan) itu yang mengatur Jakarta bebas kendaraan bermotor," kata Direktur Utama PPK GBK kepada pewarta, dalam sambungan telepon Senin (23/9/2019).
"Lihat Jalan Sudirman itu juga dilewati motor dan mobil, pintu 1 juga dilewati mobil, gerbang pemuda juga dilewati mobil. Peserta GBK race juga ini paling berapa? Paling belasan sampai puluhan. PPK GBK itu (malah sudah menjaga lingkungan dengan) tak boleh menebang pohon. Kami justru menambah (pohon) terus," dia menjelaskan.
"Kalau memang ada peraturan otomotif harus diselenggarakan di sirkuit, saya tak akan selenggarakan di GBK. Bahkan, F1 di Singapura juga diselenggarakan di kota, bukan sirkuit. Kami ini venue manajemen, ikuti aturan yang ada," ujar dia.
Sebelumnya, Ikatan Motor Indonesia (IMI) Pusat menjelaskan untuk bisa menggelar balapan dalam satu area harus dilihat dari beberapa pemenuhan persyaratan, seperti lay out dan keamanan dari pebalap serta penontonnya.
(mcy/fem)