Kejuaraan Dunia Atletik bakal bergulir di Doha, Qatar, mulai 27 September sampai 6 Oktober 2019. Di ajang itu, PASI mengirimkan dua atletnya.
Sprinter asal Lombok Utara, Zohri, mengamankan tiket Kejuaraan Dunia setelah membukukan waktu 10,03 detik di final Seiko Golden Grand Prix Osaka 2019. Juara dunia junior itu finis di urutan ketiga dan melampaui batas limit Kejuaraan Dunia Atletik 10,10 detik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sistem kualifikasi sekarang memang berdasar ranking dan limit, tapi mereka harus menyesuaikan dengan jumlah juga. Khusus nomor lompat memang harus ada 32 atlet. Namun, karena belum mencapai jumlah itu mereka (IAAF) mencari atlet yang bisa memenuhi itu," Sekretaris Jenderal PB PASI, Tigor Tanjung, menjelaskan kepada detikSport, Senin (23/9/2019).
"Maria masuk dalam kriteria mereka (IAAF), maka mereka menghubungi kami. Itu pun waktunya singkat. Kami hanya diberi waktu 1 x 24 jam untuk memberi konfirmasi dan akhirnya kami iyakan," ujar dia.
Maria sendiri sejak pemulihan cedera hanya mampu memberikan catatan lompatan terbaik sejauh 6,68 meter. Atlet kelahiran 20 Oktober 1990 itu mencatatkan lompatannya saat tampil di Kejurnas Atletik yang dilangsungkan di Stadion Atletik Pakansari, Cibinong, Bogor, Minggu (4/8/2019).
"Kami sih tidak berharap banyak. Artinya, kami ketahui lompatan terbaiknya 6,68 meter. Ya, mudah-mudahan ini bisa menjadi batu loncatan dia sebelum ke SEA Games," Tigor mengharapkan.
Keduanya dijadwalkan terbang ke Doha dalam dua gelombang pada 24 September dan 3 Oktober. Zohri dan Maria akan didampingi pelatihnya Eni Nuraini dan I Ketut Pageh, Erwin Renaldo Maspaitella, serta empat pendukung atlet yang terdiri dari manajer tim, masseur, dokter, dan satu ofisial.
(mcy/fem)