Kepengurusan KOI masa bakti 2015-2019 di bawah kepemimpinan Erick Thohir hampir habis. Menjelang Kongres, KOI mencari ketua umum baru melalui TPP yang bekerja mulai 27 September hingga 6 Oktober.
Erick, yang masa jabatannya sebagai ketua KOI belum benar-benar habis, menjadi ketua TPP itu. Dia dibantu Helen Delima sekretaris, dan lima anggota, Basiruddin (Wakil Sekjen PB Forki), Arsyad Achmadin (PP PCI), Fully Aswar (IJBA), dan Kelik Wirawan Widodo (Ketua Umum PB Perpani), serta Wijaya Mithuna (berkuda).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Helen, yang sehari-hari menjabat sebagai Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal KOI menjamin tak ada masalah dengan rangkap jabatan erick itu. Dia optimistis situasi itu tak mengganggu kredibilitas dan independensi TPP.
"Pak Erick itu dan kami (TPP) dipilih dari kongres. Kami kan tidak KOI sendiri, ada perwakilan cabor, seperti panahan, jetski,cricet, jadi kami sangat variasi. Jadi tak mungkin kami kongkalingkong. Buat apa kami begitu," kata Helen dalam jumpa pers di Kantor KOI, FX Sudirman, Jumat (27/9/2019).
"Tugas kami, TPP, hanya membuka pendaftaran, lalu memverifikasi, kemudian kami melaporkan kongres. Kami tak menetapkan si A boleh, B tidak boleh, kongres akan bentuk tim perumus untuk menetapkan. Jadi tidak masalah," ujar dia.
Dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga 2019, yang disahkan di Kongres Istimewa, dijelaskan TPP memproses penjaringan bakal calon ketum dan waketum anggota BAKI dan Dewan Etik di dalam jangka waktu yang diputuskan oleh Komite Eksekutif. Serta, menyampaikan hasil penjaringan yang dilakukannya di dalam batas waktu yang diatur kepada seluruh anggota. Kemudian, Tim Penjaring menyampaikan laporan tertulis kepada Kongres, dan apabila dianggap perlu dilanjutkan dengan penjelasan lisan.
(mcy/fem)