Dua Gelar Juara Praveen/Melati Jadi Angin Segar ke Olimpiade Tokyo

Dua Gelar Juara Praveen/Melati Jadi Angin Segar ke Olimpiade Tokyo

Mercy Raya - Sport
Kamis, 31 Okt 2019 17:43 WIB
Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti menjadi harapan baru setelah juara di Denmark Open dan French Open 2019. (ANTARA FOTO)
Jakarta - Dua gelar juara dari tur Eropa yang dituai Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti menjadi angin segar menuju Olimpiade 2020 Tokyo. Regenerasi ganda campuran berada pada jalur yang benar.

Setelah Liliyana Natsir dan Debby Susanto gantung raket, dua ganda campuran lain, Praveen/Melati dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, dinilai belum memenuhi standar kelincahan, mental, hingga daya tahan yang kurang. Laju mereka di turnamen BWF juga naik turun.

Pernyataan pelatih pelatnas bulutangkis ganda campuran Richard Mainaky yang menyebut telah menemukan formula tepat bagi Praveen/Melati pun dianggap angin lalu. Pesimisme pun menaungi ganda campuran menuju Olimpiade 2020 setelah menjadi penyumbang medali emas dari Olimpiade 2016 Rio de Janeiro.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam situasi itu, malah muncul kabar kurang sedap dari pelatnas PBSI di Cipayung, Jakarta Timur. Praveen dan sejumlah pemain ganda campuran melakukan tindakan indisipliner dengan melanggar jam malam. Praveen melanjutkannya dengan bolos latihan.

Secara mengejutkan, Praveen dan Melati menjadi juara di Denmark Terbuka. Mereka melanjutkannya di French Open. Dua gelar juara itu dituai dalam tempo dua pekan beruntun.


"Ini tentu sebagai harapan dan angin segar untuk ganda campuran. Bahwa sudah waktunya tongkat estafet dari Owi/Butet sudah mereka bisa pikul," kata Richard di Pelatnas PBSI, Cipayung, Kamis (31/10/2019).

"Sudah mulai terbukti dan besar banget artinya (bagi kami)," dia menegaskan.

Selain itu, kata Richard, hasil yang ditorehkan atletnya menjadi bukti bukan hanya kepada pelatih tetapi musuh bebuyutan mereka.

"Tadi saya baca komentar Zheng Siwei dan partnernya. Mereka bilang, 'kami sudah main bagus, tetapi mereka (Praveen/Melati) bermain lebih baik. Dengan demikian, mereka mengakui itu," Richard menjelaskan.

"Tetapi yang lebih mengena itu, ketika pasangan China yang menjadi lawan Praveen/Melati, tak terkejut bisa juara. Sebab, mereka dinilai punya kualitas dan mampu. Saya pun sudah mengatakan itu sejak lama dan sekarang lawannya yang mengatakan itu langsung. Artinya memang sudah ada bukti," kata dia.

Kakak kandung dari Rexy dan Rionny Mainaky ini berharap anak didiknya bisa menjaga konsistensi.

"Saya pulangkan ke diri mereka masing-masing. Tetapi, setelah Praveen bilang kelihatan bicaranya agak lain, malah dia sempat tanya kepada Melati, 'Bagaimana Mel apa rasanya setelah juara? Enak kan?' Nah, ini artinya sudah satu sinyal bahwa Praveen sadar dan lebih dewasa," ujarnya.

Usai Denmark dan French Open 2019, Praveen/Melati persiapan menuju Fuzhou China Open. Turnamen BWF World Tour Super 750 itu berlagsung di Haixia Olympic Sports Center, Fuzhou, China, 5 sampai 10 November. Praveen/Melati akan menghadapi Takuro Hoki/Wakana Nagahara.



Dua Gelar Juara Praveen/Melati Jadi Angin Segar ke Olimpiade Tokyo

Hide Ads