SEA Games 2019 bergulir tak lama lagi, tepatnya mulai 30 November hingga 11 Desember. KBRI Manila tengah bersiap menyambut kedatangan kontingen Indonesia.
"Prinsipnya, KBRI selalu berkomunikasi dengan CdM SEA Games Harry Warganegara dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI). KBRI memberikan dukungan sesuai dengan kemampuan anggaran dan ketersediaan fasilitas yang dimiliki baik di Manila atau tiga titik lain," ujar Agus Buana, bidang penerangan humas dan media KBRI Manila, yang dihubungi detikSport, Selasa (19/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di samping dua hal tersebut, KBRI Manila bersama Brunei Darussalam dan Malaysia mendesak tuan rumah untuk menambah mushola atau tempat salat dan makanan halal di area venue pertandingan. Selain itu, panpel terus mengawal kemudahan transportasi untuk atlet dari kampung atlet ke venue.
"Kami mengkhawatirkan kesiapan panitia tentang transportasi para atlet dari wisma atlet ke venue, karena tempatnya betul-betul di luar kota, salah satunya di Clark itu benar-benar daerah baru yang belum lama dibuka," ujar Agus.
"Selain itu, makanan halal. Waktu briefing kami dengan kedutaan Asean di sini, Indonesia bersama Brunei dan Malaysia menyuarakan makanan halal," dia menjelaskan.
"Kami secara khusus, kepada panitia, meminta agar menyediakan tempat salat bagi para atlet. Sebagai gambaran di kota Makati di Metro Manila saja masjid, yang terbuka untuk umum, ya di KBRI, sedangkan di kedutaan Malaysia dan Brunei ada tapi tertutup," ujar dia.
Isu keamanan juga menjadi perhatian KBRI Manila. Merujuk pengalaman selama tinggal di Manila dalam dua tahun terakhir dan informasi saat ini, hanya kawasan selatan yang kurang aman.
"Di area lain relatif aman. Hal itu juga menjadi perhatian delegasi Brunei. Filipina sudah memberikan jaminan untuk mempertebal keamanan, setiap 50 atlet dikawal satu personal keamanan," kata dia.
Baca juga: KOI Sebut Dana ke SEA Games 2019 Terpenuhi |
(fem/raw)