Kontingen Indonesia ke SEA Games 2019 direncanakan diperkuat 837 atlet. Namun, 10 hari jelang bergulirnya multievent olahraga negara Asia Tenggara, CdM bersama KOI dan Kemenpora mengubah jumlah yang diikutsertakan.
Adalah obstacle run (lari dengan halang rintang) yang masuk sebagai cabang yang dipertandingkan di Filipina. Indonesia mengirimkan empat atletnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tambahannya di obstacle run. Kami masukkan karena terakhir itu kami diminta membantu oleh tuan rumah karena kuota negaranya (masih butuh) dan atlet yang diberangkatkan itu mendapatkan sponsor," kara CdM kontingen Indonesia, Harry Warganegara, di media center Kemenpora, Senayan, Rabu (20/11/2019).
"Namanya pertandingan SEA Games ini tidak hanya kemenangan tapi ada diplomasi persahabatan antarnegara. Jadi itu kenapa ada tambahan dari sebelumnya 837 menjadi 841 atlet," dia menjelaskan.
Dengan tambahan atlet maka jumlah cabang yang diikuti Indonesia bukan 51 melainkan 52 cabang olahraga. "Insya Allah ada medali, ada target medalinya mudah-mudahan emas," ujar dia.
Sementara itu, Sekretaris Kemenpora Gatot S. Dewa Broto optimistis tambahan cabor baru ini bisa menambah medali emas.
"Penjelasan mereka sudah masuk akan pada kami. Dapat medali tapi medalinya apa belum secara rinci," kata Gatot.
Namun, Gatot menjelaskan, jika penambahan cabor bukan karena untuk memfasilitasi tuan rumah untuk meraih medali emas. Tetapi atlet obstacle run dinilai punya potensi dapat medali.
"Beda memfasilitasi dengan potensi mendapat medali lo," ujarnya. "Sebelumnya mereka sudah dipaparkan. Yang jelas modelnya seperti saat Asian Games kemarin."
"Cabor ini misalnya, atletik number of event apa saja peluang medali emas, perak, perunggu, kami rinci sekali. Karena budaya masa lalu kami hanya menerima saja, kami siap bela Merah Putih, itu kami tinggalkan. Kami kritis sekali. Alhamdullilah cabor sekarang sangat realistis," dia menjelaskan.
"Contoh lain sepakbola, tapi saat itu masalahnya bukan medali emas atau perak, Sekjen Ratu Tisha bilang kami akan memberi kejutan. Ternyata kejutan benar, sepakbola Indonesia tidak masuk empat besar. Kami terkejut," ujarnya.
(mcy/rin)