Untuk menjaga keseimbangan asupan gizi atlet mudanya, PB Djarum punya dokter yang memantau aspek ini yakni dr Ruth Ratna Widjaja MKes. Kebutuhan setiap atlet akan diukur dan dihitung berdasarkan kadar latihannya.
"Gizi nggak ada yang beda, makanannya sama. Cuma kita bedanya diukur berapa kali dia latihan, setiap harinya itu diukur untuk dapat kalorinya. Kita mengacu pola gizi seimbang," ungkap dia di kantin PB Djarum, Kudus, Kamis (21/11/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada permintaan, boleh. Mereka punya kesukaan, kaya sop buntut favorit sekali. Kebetulan yang buat (olahan sop buntutnya) enak," paparnya.
Makanan di kantin PB Djarum dibuat tanpa MSG alias penyedap rasa dan diproses semua oleh koki sendiri. Sehingga ia bisa menjamin kebersihan dan kesehatannya. Dapur juga menyediakan camilan malam hari.
"Nggak pakai MSG di sini. Kalau mau buat fast food juga tepungnya kita buat sendiri. Ayamnya pakai kampung," ungkap dia.
"Satu bulan kita patok pagi, siang, malem beda menunya. Contoh ayam rica-rica proteinnya, kalau karbohidrat bisa mi, nasi atau spaghetti. Kalau malam bisa pilih kaya di hotel, ada makaroni schotel atau lumpia udang," tutup dia.
(pay/raw)