Beberapa negara mengeluhkan kuantitas dan kualitas makanan, utamanya makanan halal, di SEA Games 2019. Keluhan itu muncul di cluster Manila. Bahkan, pelatih sepakbola putri Filipina,
Let Dimzon malu sebagai tuan rumah karena mereka gagal menyediakan makanan yang sesuai standar atlet. Selain itu, variasi makanan yang disajikan di ruang makan atlet di Manila minim.
Situasi itu disebut tak akan terjadi di dua cluster lain, Clark dan Subic. Untuk menangani ribuan orang di Kampung Atlet yang ada Clark saja, mereka didukung oleh 30 koki. Salah satunya, koki eksekutif Bruce Lim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lim menyadari tantangan yang harus dihadapi dengan banyaknya tamu yang datang, baik atlet, pelatih, ataupun ofisial. Apalagi, di Clark-lah Kampung Atlet didirikan.
"Ini tantangan yang berbeda. Atlet tidak bisa meninggalkan kompleks makanya kami mencoba untuk memastikan mereka bisa makan 24 jam per hari, mereka bisa memiliki cukup makanan dan variasinya. Kami juga ingin memastikan mereka nyaman," kata Lim seperti dikutip ABS-CBN.com.
Sementara itu, koordinator katering Datu Shaiffudin Kiram, menjamin tersedia makanan halal bersertifikat di Athlete Village SEA Games. Termasuk makanan pembuka, cemilan, sup, dan makanan utama.
"Sebenarnya pemilihan ini sangat penting bagi atlet kami, delegasi dari Malaysia, Indonesia, Singapura, dan Brunei," kata Shaiffudin.
(fem/din)