Sepanjang musim MotoGP 2019, Marquez memenangi 12 balapan, enam kali runner up, serta meraup total 420 poin untuk merebut gelar juara dunia kedelapannya. Ia pun menjadi satu-satunya pebalap Honda yang mampu finis pertama.
Dominasi pebalap asal Spanyol itu di lintasan pun membuat tim Repsol Honda mampu memenangi gelar juara tim dan konstruktor. Tak ayal, banyak yang menuding jika keberhasilan Repsol Honda musim ini karena faktor Marquez semata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Faktanya dalam 18 tahun terakhir Honda sudah memenangi titel MotoGP 10 kali dengan empat pebalap berbeda. Sementara Yamaha menang tujuh kali dengan dua pebalap, sedangkan Ducati hanya sekali," kata Puig dikutip dari Crash.
"Jadi dengan fakta tersebut, kami bisa menyebut jika motor yang paling mudah dikendarai adalah Honda! Karena dengan tunggangan tersebut telah membawa kemenangan untuk banyak pebalap, semisal (Valentino) Rossi, (Nicky) Hayden, Marc, dan Casey Stoner," dia menambahkan.
"Saya tidak tahu apa yang tim lain katakan, tetapi kami tak peduli soal itu. Performa total sebuah tim tak hanya tentang motor atau pebalap, melainkan struktur yang lengkap dan utuh."
"Jadi saya rasa tudingan yang menyebut Honda menang cuma karena kami punya Marquez itu hanya sekadar ide saja, tetapi bukan fakta," ujar Puig.
(bay/nds)