Pelatih Herry IP 'Naga Api' Jadi Korban Banjir

Pelatih Herry IP 'Naga Api' Jadi Korban Banjir

Mercy Raya - Sport
Jumat, 03 Jan 2020 18:12 WIB
Kediaman ibunda Herry Iman Pierngadi dilanda banjir. (Grandyos Zafna/detikSport)
Jakarta - Banjir yang melanda sebagian wilayah DKI Jakarta turut dirasakan pelatih pelatnas PBSI ganda putra, Herry Iman Pierngadi. Rumah ibundanya yang berada di kawasan Bulak, Cengkareng, terendam sampai selutut.

Herry sedang berada di rumahnya sendiri saat banjir mengepung rumah ibundanya, Suzana Sunarjo, pada Rabu (1/1/2019) pukul 03.00 WIB dini hari. Kediaman Suzana berada satu kompleks dengan rumah Herry, sama-sama di Bulak. Mereka tinggal di sana sejak 1991 setelah pindah dari Jelambar yang juga berada di Jakarta Barat.

Herry mengetahui rumah Suzana dilanda banjir setelah ditelepon salah satu asisten rumah tangga ibunya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya di rumah kemudian ditelepon pembantu ibu saya. Katanya,"Air masuk rumah. Saya tanya,"Sampai mana? Dijawab,"Semata kaki'," Herry berkisah kepada detikSport, Jumat (3/1/2019).

Herry pun sigap untuk bersiap-siap menjemput ibunya. Sebab, Suzana sudah tak bisa berjalan. Sebelum menuju kediaman ibunya, Herry mampir ke toko olahraga yang juga ada di kompleks tersebut. Dia membeli bola pelampung agar bisa mengevakuasi ibu, dua pembantu, serta susternya.

"Saya siap-siap ke rumah ibu. Jarak rumah itu lumayan 1 km karena sudah dikepung air jadi mobil pun tak bisa lewat. Pelan-pelan saya jalan supaya bisa mengevakuasi ibu. Sampai sana sudah selutut," dia menambahkan.

"Ya, semuanya lah sudah terendam. Sofa, lemari, kulkas, semua lah," kata Herry.


"Ibu saya sudah tidak bisa jalan. Jadi gotong ramai-ramai," ujar dia.

[Gambas:Instagram]

Herry bilang banjir yang melanda kompleks perumahan itu merupakan yang terparah sejak 2007. Saat itu, banjir sempat masuk rumah tapi hanya semata kaki. Selain itu, rumah ibunda memang berada di bagian depan kompleks Bulak memiliki memiliki dataran rendah dan dekat kali, sehingga mudah terendam air. Sementara daerah rumahnya dataran tinggi.

"Sekarang sudah aman tinggal membersihkan lumpur-lumpur saja. Tinggal dibersihkan saja. Cuma ya mati listrik, mati lampu, tidur pakai lilin," katanya.

"Saya juga tidak mungkin pindah (mengungsi ke hotel) karena ada ibu saya. Jadi saya harus menjaga. Jalan ke sana pun susah, tak ada jalan ke luar, sudah dikepung air juga," dia menambahkan.

Jangan Saling Menyalahkan, Cari Solusi

Banjir datang ketika malam pergantian tahun baru. Pelatih yang karib disapa Coach Naga Api ini mengambil hikmah atas banjir yang menimpa Jakarta dan sekitarnya.

"Mengartikan banjir di tahun baru? Hahaha enggak ada, saya biasa saja. Musibah, ya banjir mau diapain lagi, saya tak mengaitkan (banjir) dengan hal yang lain," kata pria berusia 57 tahun ini.

Dia mengimbau agar masyarakat dan pemerintah tak bertikai dengan saling menyalahkan tapi mencari solusi terbaik.

"Harus dicari solusinya, pemerintah cari solusinya mana yang terbaik, supaya Jakarta tak kebanjiran lagi. Itu saja. Jangan ribut di medsos (media sosial) tak ada hubungannya. Siapa sih yang mau banjir, kalau sudah begini kita cari solusinya, jangan saling menyalahkan," dia menyarankan.


Hide Ads