Olimpiade berlangsung di Tokyo mulai 24 Juli sampai 9 Agustus 2020. Indonesia mematok target untuk meloloskan 31 atlet ke pesta olahraga terbesar di dunia tersebut.
Saat ini sudah ada enam wakil dari lima cabor yang lolos ke Tokyo. Rinciannya, angkat besi terdiri dari Eko Yuli Irawan dan Windy Cantika Aisah, panahan meloloskan wakil di nomor recurve perorangan putra dan putri, menembak meloloskan Vidya Rafika, dan Lalu Muhammad Zohri dari cabang atletik. Jumlah itu akan bertambah sampai akhir penutupan perhitungan poin Olimpiade pada April nanti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau saya sih pokoknya Januari ini (nominal angka) anggaran (kontingen Indonesia di Olimpiade) dari kami sudah keluar (muncul) berapa yang dibutuhkan. Mungkin ada plus minus sedikit karena enggak bisa pasti juga dapatnya berapa. Sebab, April baru semua cabor melaporkan berapa atlet yang lolos," kata Rosan kepada pewarta di Senayan.
Rosan menyadari, selain menyiapkan anggaran kontingen Indonesia, pemerintah tiap tahunnya juga harus menyediakan anggaran untuk pelatnas cabor sebagai persiapan mengikuti multievent.
Untuk itu, dia menuntut pemerintah dan cabor disiplin dalam proses pengajuan proposalnya. Dalam arti, cabor sudah dari jauh-jauh hari mengajukan proposal anggaran 2020 sejak sekarang. Dengan catatan, pekerjaan rumah laporan pertanggungjawaban penggunaan keuangannya tahun lalu juga sudah beres.
Sebaliknya kepada pemerintah ketika proposal masuk, verifikasi, dan segera cairkan dananya.
"Ya, cabor lain juga mesti fair. Mereka harus memasukkan proposal di awal-awal. Jangan mengajukannya telat, setelah itu teriak-teriak dana belum turun, enggak fair juga buat Kemenpora," dia mengimbau.
(mcy/fem)