Ketua Umum KOI, Raja Sapta Oktohari, rencana itu agar Indonesia tak hanya sukses menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 andai berhasil memenangkan pencalonan sebagai tuan rumah pesta olahraga terakbat sejagat itu. Okto, sapaan karib Raja Sapta Oktohari, juga berkaca kepada negara-negara berprestasi seperti China, Jepang, Korea Selatan Prancis, Belanda, dan Australia. Mereka memiliki fokus kepada pembinaan atlet elit sebagai pemenangan menuju Olimpiade.
"Ini bukan untuk cabor-cabor, tapi buat atlet elite yang dipersiapkan untuk olimpiade. Jadi, secara spesifik pusat latihannya untuk mereka. Jadi ada pembedaan antara atlet elit, madya, pratama atau muda dsb," kata Okto kepada pewarta, Kamis (10/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini, Okto telah mengincar sejumlah lokasi untuk membangun fasilitas latihan terpusat itu. Lokasinya tak akan jauh-jauh dari Jakarta.
"Kami akan koordinasi dengan pemerintah untuk pembangunan fasilitas latihan kelas dunia ini. Sesegera mungkin," ujarnya.
Nah, status kepemilikan dan pendanaan akan diterapkan dalam beberapa skema, baik oleh swasta, pemerintah atau bekerja sama dengan swasta.
Selain itu, KOI juga jemput bola ke International Olympic Committee (IOC) untuk memuluskan proses pengajuan sebagai tuan rumah Olimpiade 2032. Termasuk, menyiapkan studi kelayakan yang menjadi persyaratan pengajuan itu.
"Visibility study ini untuk menunjukkan keseriusan kita menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Kami akan expose fasilitas-fasilitas yang sudah kita miliki dengan rencana pembuatan fasilitas olahraga terpusat tadi," ujar Okto.
(mcy/fem)