.webp)
Papua berstatus tuan rumah pada PON 2020. Mereka tak akan menyia-nyiakan predikat itu untuk meraih hasil maksimal di pesta olahraga nasional yang berlangsung 20 Oktober sampai 2 November dengan mempertandingkan 37 cabang olahraga, untuk sementara ini. Sementara, sepuluh cabor lainnya masih menunggu revisi Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2007 pasal 12 ayat 3 terkait menyelenggarakan PON di dua daerah.
Di hadapan Menpora Zainudin Amali, Ketua KONI Pusat Marciano Norman, serta Wakil Ketua KONI Suwarno, di kantor Kemenpora, Senayan, Selasa (21/1/2020), Lukas bertekad untuk membawa Papua tak hanya sukses tuan rumah, namun juga dari sisi prestasi. Tapi, tak bisa dimungkiri, merujuk kekuatan kontingen DKI Jakarta, jawa Timur, dan Jawa Tengah, tidak mudah untuk mendobrak hegemoni mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Jokowi Tagih Laporan Persiapan PON 2020 |
"Kami juara satu di luar pulau Jawa. Targetnya itu, juara satu di luar pulau Jawa," kata Lukas dengan lantang kepada pewarta.
Untuk itu, sebagai penyelenggara mereka tak ingin setengah-setengah dalam mempersiapkan diri baik sebagai kontingen maupun tuan rumah.
"Pertama, adalah persaudaraan. Indonesia satu dari Sabang sampai Merauke, kita tunjukkan dalam pelaksanaan PON. Kedua, kita ingin orang Indonesia datang ke Papua tanpa perlu kekhawatiran dan ketakutan, di sana aman seperti di provinsi-provinsi lain, jadi wisatawan juga bisa datang ke banyak tempat wisata, tapi rata-rata orang takut. Enggak ada itu, Anda silahkan datang ke Papua menikmati keindahan alamnya, budayanya," dia menjelaskan.
"Ketiga, ini dalam rangka sukses pon papua adalah sukses Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar dia.
(mcy/fem)
