Petenis Priska Madelyn Nugroho baru saja mengharumkan nama Indonesia di Australia Terbuka Junior 2020. Sukses Priska diharapkan berlanjut di jenjang senior.
Priska menyabet titel juara itu di nomor ganda putrai bersama Alexandra Eala (Filipina). Duet Priska/Eala mengalahkan Ziva Falkner/Matilda Mutavdzi 6-1 dan 6-2 dalam laga final di Melbourne Park, Australia.
Pengurus Pusat Persatuan Tenis Lapangan Seluruh Indonesia (PP Pelti) bangga bukan main dengan torehan prestasi itu. Terlebih, terakhir kali Indonesia meraih gelar junior grand slam tujuh tahun silam. Saat itu, Tami Grende berhasil menempati kampiun di Wimbledon 2014.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati bangga, PP Pelti juga dituntut untuk menjaga Priska agar terus berprestasi walau levelnya naik senior kelak.
"Kita akan beri program latihan pada fisiknya dan mental jangan sampai kendor, supaya tetap bertahan ketika menghadapi poin-poin kritis," kata Ketua Umum PP Pelti, Rildo Ananda Anwar, di lapangan tenis Komplek Kementerian Widya Chandra, Jakarta, Senin (3/2/2020).
"Priska ini kan sebagai contoh pemain potensial dan sudah memiliki tahapan. Jadi menurut saya dia sudah saya siapkan untuk menggantikan para seniornya ketika dia memasuki 27-28 tahun. Maka program kami menyiapkan pemain di bawah 14 tahun, sebagai pelapis dan mendekati Priska," ujar dia.
"Mudah-mudahan Priska bisa terus kami monitor perkembangannya karena dia aset yang perlu dijaga," ujar dia.
Setelah Australia Terbuka, petenis yang akan berusia 17 tahun pada Mei nanti, rencananya akan turun di Women Sirkuit 15.000 di Mesir.
"Dia akan turun di grand slamnya saja. Tapi nanti dia ikut di Mesir dan ada empat turnamen. Dia langsung masuk main draw karena baru juara di Australia Open," ujarnya.
Sementara untuk level multievent, Priska dipersiapkan untuk SEA Games 2021 Vietnam juga Olimpiade 2024 Prancis. "Ya, kami lihat perkembangan selanjutnya saat dia latihan karena dia berkembang terus. Sekaligus untuk menentukan lebih peluang turun di nomor tunggal atau ganda," sambung Rildo.
(mcy/rin)