.webp)
Lifter putri Indonesia, Windy Cantika Aisah, mengakui dirinya tengah mengalami masa-masa jenuh. Kondisi itu tak lepas dari pembatalan kejuaraan-kejuaraan angkat besi.
Windy terakhir kali tampil di Kejuaraan Asia Junior yang berlangsung di Uzbekistan pada Februari 2020. Di ajang kualifikasi kategori gold Olimpiade Tokyo itu dia menyegel tiga medali emas dari total angkatan 185 kg dengan snatch 85 kg dan clean and jerk 100 kg.
Setelah itu, ia nyaris tanpa kejuaraan mengingat nyaris seluruh agenda olahraga dibatalkan karena virus corona. Sementara dia juga tidak bisa keluar karena PB PABSI menerapkan karantina tertutup di mess Kwini, Senen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini sedang masuk masa-masa jenuh karena tidak boleh keluar sama sekali," kata Windy kepada detikSport, Rabu (10/6/2020).
Kondisi tersebut kian diperburuk karena imbas pandemi tim fisioterapi dan massage jarang datang ke mess. Sementara, lifter terus menjalani latihan.
"Ini menjadi kendala karena massagenya jadi terbatas karena tidak terlalu sering datang. Jadi setiap latihan pun badan masih pegal-pegal," ujarnya.
Dirdja Wihardja, pelatih angkat besi, mengakui ada pengurangan jadwal tim fisioterapi datang ke pelatnas. Dari semula sepekan tiga kali, kini berkurang menjadi dua kali karena penerapan protokol kesehatan.
Sementara soal kejenuhan atlet di mess, menurut Dirdja, sudah diupayakan untuk mencari solusi. Salah satunya memasang paket hiburan seperti TV kabel dan karaoke.
"Setiap kamar sekarang sudah pasang TV kabel. Selain itu, kami ada jadwal nonton bareng pakai proyektor di lapangan bulutangkis tiap malam minggu, termasuk kesediaan karaoke di kamar pelatih. Terkadang kami juga keliling Jakarta bergantian. Keliling saja."
 |
(mcy/krs)
