Prancis gagal lolos ke putaran final Piala Dunia 1994 ketika kalah 1-2 dari Bulgaria, lewat gol penentu Emil Kostadinov, di partai terakhir di Paris. Menurut Houllier, itu adalah akibat kesalahan Ginola dalam melepaskan umpan silang sehingga Bulgaria bisa melancarkan serangan balik.
Dalam buku bertajuk "Secrets de Coachs", Houllier kembali menyebut-nyebut hal itu. Ia juga mengklaim kalau Ginola mengatakan bahwa mantan pemain Olympique Marseille Eric Cantona dan Jean-Pierre Papin, tidak layak berada dalam tim dibandingkan dengan dirinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat buku Houllier tersebut, Ginola pun langsung bereaksi dengan mengajukan tuntutan hukum. "Mr Ginola menuntut Mr Houllier atas fitnah dan pencemaran nama baik," ujar Jean-Claude Guidicelli selaku kuasa hukum Ginola, kepada Reuters
"Ia akan dipanggil untuk tampil di pengadilan Toulon," lanjutnya.
Kepada BBC, seorang juru bicara dari Ginola menambahkan, "David benar-benar berang. Houllier mestinya berhenti berbicara seperti itu. Berhentilah menyalahkan David."
Hubungan Ginola dengan Houllier memang dikenal tidak harmonis pasca laga kontra Bulgaria yang berlangsung pada 17 November 1993 silam. Pada tahun 2000, dalam otobiografinya Ginola pun sempat curhat mengenai hal tersebut.
"Houllier menyalahkanku telah 'membunuh' peluang Prancis untuk lolos ke putaran final Piala Dunia 1994. 'Kejahatan' diriku adalah melayangkan umpan silang terlalu kuat, yang mestinya ditujukan untuk Eric Cantona dalam partai kualifikasi terakhir kami lawan Bulgaria di Paris," tulis Ginola saat itu seperti dikutip BBC.
(krs/rin)