Akibat Buku, Ginola Tuntut Houllier

Akibat Buku, Ginola Tuntut Houllier

- Sepakbola
Rabu, 16 Nov 2011 04:00 WIB
Paris - Mantan pemain timnas Prancis David Ginola mengajukan tuntutan hukum kepada Gerard Houllier atas komentar eks-pelatihnya di timnas itu di sebuah buku, yang mana masalahnya bermuara pada kejadian 18 tahun silam.

Prancis gagal lolos ke putaran final Piala Dunia 1994 ketika kalah 1-2 dari Bulgaria, lewat gol penentu Emil Kostadinov, di partai terakhir di Paris. Menurut Houllier, itu adalah akibat kesalahan Ginola dalam melepaskan umpan silang sehingga Bulgaria bisa melancarkan serangan balik.

Dalam buku bertajuk "Secrets de Coachs", Houllier kembali menyebut-nyebut hal itu. Ia juga mengklaim kalau Ginola mengatakan bahwa mantan pemain Olympique Marseille Eric Cantona dan Jean-Pierre Papin, tidak layak berada dalam tim dibandingkan dengan dirinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"PSG (klub yang saat itu dibela Ginola) bermain di Parc des Princes. Saat ia bilang Papin dan Cantona tidak pantas bermain dan mestinya ia-lah yang tampil... ia benar-benar menjadi bajingan karena setiap kali Papin atau Cantona menguasai bola, mereka malah mendapat cemoohan (dari penonton)," tulis Houllier seperti dikutip Reuters.

Akibat buku Houllier tersebut, Ginola pun langsung bereaksi dengan mengajukan tuntutan hukum. "Mr Ginola menuntut Mr Houllier atas fitnah dan pencemaran nama baik," ujar Jean-Claude Guidicelli selaku kuasa hukum Ginola, kepada Reuters

"Ia akan dipanggil untuk tampil di pengadilan Toulon," lanjutnya.

Kepada BBC, seorang juru bicara dari Ginola menambahkan, "David benar-benar berang. Houllier mestinya berhenti berbicara seperti itu. Berhentilah menyalahkan David."

Hubungan Ginola dengan Houllier memang dikenal tidak harmonis pasca laga kontra Bulgaria yang berlangsung pada 17 November 1993 silam. Pada tahun 2000, dalam otobiografinya Ginola pun sempat curhat mengenai hal tersebut.

"Houllier menyalahkanku telah 'membunuh' peluang Prancis untuk lolos ke putaran final Piala Dunia 1994. 'Kejahatan' diriku adalah melayangkan umpan silang terlalu kuat, yang mestinya ditujukan untuk Eric Cantona dalam partai kualifikasi terakhir kami lawan Bulgaria di Paris," tulis Ginola saat itu seperti dikutip BBC.



(krs/rin)

Hide Ads