Menghadapi tuan rumah Meksiko di babak semifinal pada Minggu (14/10/2012) pagi WIB, anak-anak "Merah Putih" kalah dengan skor 6-9.
Total, Indonesia melakoni sebelas pertandingan. Mereka hanya kalah dua kali, yakni dari Peru di putaran pertama grup, dan kemudian Meksiko.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pencapaian tim Indonesia di Homeless World Cup tahun ini lebih baik. Di edisi tahun lalu di Paris, Prancis, Indonesia menduduki peringkat keenam dunia, tapi merebut predikat sebagai Best New Comer. Seorang pemainnya, Ginan Koesmayadi, juga terpilih sebagai pemain terbaik.
"Buat kami, kami sudah menang, dan kami adalah pemenang," ucap Arif Apriadi seusai pertandingan melawan Meksiko.
"Tiap individu di sini adalah pemenang karena kami memiliki cita-cita ke depan. Saat kembali ke rumah masing-masing, kami bertekad menjadi individu yang lebih baik, dan bertekad mengajak lingkungan kami yang dulu untuk menjadi sadar dan menjadi manusia yang lebih baik," sambung Arif yang diamini rekannya, Muhammad Iqbal.
Pemain tim Indonesia di Homeless World Cup terdiri dari kaum "marjinal" dari kalangan miskin, pecandu yang sedang berjuang mengenyahkan narkoba, atau penderita AIDS/HIV.
Delapan pemain terpilih melalui seleksi yang diikuti delapan provinsi melalui ajang League of Change, yang diorganisir oleh LSM nirlaba di Bandung, Rumah Cemara.
Mereka bisa berangkat ke Mexico City berkat dana swadaya dan bantuan masyarakat dan sejumlah sponsor swasta.
==
* Laporan dan foto oleh Fitra Ismu Kusumo, WNI yang tinggal di Meksiko
(a2s/roz)