Pada HWC tahun ini yang digelar di Mexico City, Meksiko, 6-14 Oktober, Indonesia berhasil menembus babak semifinal sebelum dihentikan tuan rumah. Bonsu Hasibuan dkk. finis di tempat keempat setelah kalah 2-6 dari Brasil di pertandingan perebutan 3-4.
Tahun lalu Indonesia juga mengikuti turnamen ini, dan menduduki peringkat keenam, serta mendapatkan dua penghargaan khusus sebagai Best Newcomer dan Best Player atas nama Ginan Koesmayadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mobilisasi Sumberdaya Rumah Cemara, Yudi Wahyudi, mereka merasa bangga dengan pencapaian tim "Merah Putih" di Mexico City. Salah satu alasannya, di balik kesulitan finansial dan sederet masalah lain yang menerpa persiapan tim, kerja keras mereka akhirnya membuahkan hasil.
"Mereka bisa berangkat (ke Meksiko) saja sudah kami anggap juara, apalagi bisa sampai peringkat keempat," tutur Yudi atau yang biasa dipanggil Uday, saat dihubungi detiksport via telepon, Senin (15/10/2012).
"Masalah dana jadi kendala terbesar, terlebih pemerintah sepertinya tidak menunjukkan ketertarikan dengan kegiatan kami. Padahal ini jelas prestasi, lawan Indonesia di sana 54 negara. Tahun lalu kami peringkat enam, sekarang empat," sambungnya.
Misi Rumah Cemara selanjutnya adalah menyukseskan penyelenggaraan League of Change, sebuah turnamen street soccer yang melibatkan delapan organisasi HIV/AIDS dari delapan kota besar di Jawa, Bali, dan NTB.
Terlepas dari itu semua, Uday dan teman-temannya di Rumah Cemara berharap satu hal di balik keberhasilan Indonesia di Homeless World Cup. Apa itu?
"Supaya mereka (para penderita AIDS, pencandu narkoba, atau anak-anak jalanan) dapat diberi kesempatan untuk menunjukkan hal positif, yang dapat mengubah paradigma masyarakat."
(a2s/krs)