Tentang Julukan 8 Kontestan Piala Konfederasi 2013

Tentang Julukan 8 Kontestan Piala Konfederasi 2013

- Sepakbola
Kamis, 13 Jun 2013 13:40 WIB
Tentang Julukan 8 Kontestan Piala Konfederasi 2013
Getty Images
- - Tahukah Anda kenapa timnas Italia berjulukan "Si Biru" (Gli Azzurri), padahal warna itu tidak ada dalam bendera negara tersebut. Juga, bagaimana Jepang memakai "Samurai Biru" sebagai julukannya.

Julukan bisa diberikan oleh diri sendiri atau orang lain. Bagaimana proses, sejarah, atau filosofinya, masing-masing tim tentu memiliki masing-masing cerita.

Berikut ini tentang julukan (nickname) delapan tim yang akan tampil di Piala Konfederasi, yang digelar di Brasil pada 15-30 Juni, seperti dirangkai dalam situs resmi turnamen: (Untuk mulai klik di sini)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


1. A Selecao, Brasil

Kita mungkin tidak familiar dengan tiga nama berikut ini: Givanildo Vieira De Sousa, Frederico Chaves Guedes, atau Jose Paulo Bezerra Maciel Junior. Tapi jika disebutkan bahwa mereka adalah Hulk, Fred, dan Paulinho, publik pasti lebih akrab mendengarnya -- dan mereka tiga dari 23 pemain yang telah dipanggil pelatih Luiz Felipe Scolari untuk tampil di Piala Konfederasi tahun ini.

Urusan nama di Brasil memang sesuatu yang unik. Banyak orang lebih tahu nama pendek/sapaan seorang pemain bola top, tapi tidak dengan nama lengkapnya. Meski demikian, jika ditanyakan untuk siapa julukan A Selecao, tentu fans lebih familiar untuk menyebut Brasil.

Selain A Selecao alias 'Pilihan', tim Negeri (Tarian) Samba ini juga memiliki beberapa julukan lain seperti Canarinhos (Burung Kenari) dan Auriverdes (Hijau dan Kuning Keemasan), yang mengacu pada warna jersey kebesaran mereka. Yang menarik, mereka baru memakai kostum kuning itu sejak 1950-an, setelah mereka meniadakan kostum putih-putih untuk "melupakan" kekalahan menyakitkan dari Uruguay di final Piala Dunia 1950 di kandangnya sendiri.

2. La Celeste, Uruguay

Julukan yang berarti "Biru Langit" itu mengacu pada jersey utama Uruguay, yang sudah dipakai sejak 1910 sebagai sebuah penghormatan untuk klub bernama FC River Plate, yang merupakan salah satu klub terbesar pertama di negara tersebut -- bukan River Plate dari Argentina, dan kini sudah "almarhum".

Timnas Uruguay juga memiliki julukan lain yaitu Los Charruas, yang merujuk pada masyarakat suku Indian bernama Charrua, yang di abad 19 pernah mendiami Amerika Selatan khususnya di Uruguay dan Brasil.

3. Gli Azzurri, Italia

Gli Azzurri atau "Si Biru" tidak ada dalam triwarna bendera Italia (merah-putih-hijau). Julukan untuk timnas mereka adalah terkait sejarah negara tersebut.

Di Abad Pertengahan Eropa, Italia pernah disatukan oleh sebuah dinasti bernama Savoia (House of Savoy), dengan raja pertamanya bernama Victor Emmanuel II. Kala itu seragam kebesaran dinasti itu adalah biru. Dari sejarah itu pula timnas Italia kadang-kadang menyebut dirinya La Nazionale.

4. El Tricolor, Meksiko

El Tricolor -- kerap kali disingkat menjadi El Tri – artinya "tiga warna", mengacu pada warna bendera Meksiko: merah-putih-hijau. Mereka menjadikan hijau sebagai warna kaus, putih pada celana, sedangkan unsur merah di kaus kaki.

Karena hijau paling dominan di jersey mereka, belakangan julukan timnas Meksiko menjadi hanya La Verde ("Si Hijau"). Yang cukup lucu adalah, jika para suporternya tidak terkesan pada performa tim kesayangannya itu, mereka akan memberinya julukan Los Ratones Verdes alias "Si Tikus Kecil Hijau".

5. Super Eagles, Nigeria

Tim sepakbola Nigeria punya sejumlah julukan (nickname), yang kadang-kadang diciptakan karena alasan tertentu. AwalnyaΒ  mereka menggunakan Red Devils ("Setan Merah") di tahun1950-an, sebelum mengubahnya menjadi Green Eagles ("Elang Hijau") setelah negara itu merdeka di tahun 1960.

Sejak menjadi juara Piala Afrika 1980, Nigeria mulai memperlihatkan potensinya sebagai salah satu kekuatan besar dari benua hitam itu. Mereka juga menjadi runner-up Piala Afrika 1984, 1988, dan 1990, dan juara lagi di tahun 1994. Dari momen itulah mereka memperoleh titel 'Super' dalam nickname-nya, menjadi 'Super Eagles'.

Yang menarik, saat tampil buruk di awal Piala Afrika 2013, mereka malah diolok-olok publiknya sendiri dengan menyebutnya tampil seperti "Ayam Super" (Super Chickens). Sang pelatih, Stephen Keshi, lalu memberi cambukan motivasi dan semangat pada anak-anak buah, sehingga kemudian mereka berhasil tampil sebagai juara -- dan "kembali" menyandang gelar "Elang Super".

6. Samurai Biru, Jepang

Samurai Blue sudah menjadi label timnas Jepang sejak beberapa tahun lalu. Adalah federasi mereka sendiri yang langsung mencarikan julukan itu, dengan melibatkan masyarakatnya.

"Kami memerlukan sebuah julukan untuk mendukung tim kami di Piala Dunia 2006. Kami lalu membuat lima nama untuk dipilih fans, dan mereka memilih Samurai Blue," terang Megumi Fujinoki dari bidang komunikasi Japan Football Association (JFA) kala itu.

Samurai tentu saja merujuk pada kalangan ksatria elite yang begitu masyhur di masa lalu, yang mengawal kekaisaran Jepang selama hampir 700 tahun.

7. Iron Warriors, Tahiti

Sepakbola Tahiti tentu saja tidak populer, walaupun sebenarnya mereka adalah satu-satunya negara selain Australia dan Selandia Baru yang pernah menjadi juara di wilayah Konfederasi Sepakbola Oceania (OFC).

Selain menjadi juara (2013), negara di Kepulauan Pasifik ini juga pernah tiga kali menjadi runner-up (1973, 1980, dan 1996), serta masuk semifinal lagi di tahun 1998 dan 2002. Di final Piala OFC 2012 mereka mengalahkan New Caledonia dengan skor 1-0 dan berhak tampil di Piala Konfederasi tahun ini.

Ber-jersey merah, timnas Tahiti memiliki julukan Iron Warriors, atau Toa Aito dalam bahasa setempat. 'Toa' dan Aito' sendiri mengacu pada nama sebuah pohon, yang kayunya biasa digunakan untuk membuat 'tiki', atau ukiran-ukiran yang bisa dipakai sebagai 'jimat'. Tim sepakbola pantai Tahiti memakai julukan 'Tiki Toa'.

8. La Furia Roja, Spanyol

La Furia Roja, atau yang bisa juga diistilahkan dengan 'Merah Darah', dipakai Spanyol untuk "mengintimidasi" semua lawan-lawannya melalui makna psikologis warna tersebut.

Studi-studi psikologi dalam olahraga mengilustrasikan warna merah (darah) menunjukkan kekuatan, agresi, kepercayaan diri dan keseimbangan.

Ini adalah kali kedua Spanyol tampil di Piala Konfederasi. Di penampilan pertama mereka di tahun 2009, mereka terhenti di babak semifinal, usai dikalahkan Amerika Serikat dengan skor 0-2. Tim dari "Negeri Matador" itu finis di tempat ketiga setelah mengalahkan tuan rumah Afrika Selatan 3-2 lewat perpanjangan waktu.
Halaman 2 dari 9
Kita mungkin tidak familiar dengan tiga nama berikut ini: Givanildo Vieira De Sousa, Frederico Chaves Guedes, atau Jose Paulo Bezerra Maciel Junior. Tapi jika disebutkan bahwa mereka adalah Hulk, Fred, dan Paulinho, publik pasti lebih akrab mendengarnya -- dan mereka tiga dari 23 pemain yang telah dipanggil pelatih Luiz Felipe Scolari untuk tampil di Piala Konfederasi tahun ini.

Urusan nama di Brasil memang sesuatu yang unik. Banyak orang lebih tahu nama pendek/sapaan seorang pemain bola top, tapi tidak dengan nama lengkapnya. Meski demikian, jika ditanyakan untuk siapa julukan A Selecao, tentu fans lebih familiar untuk menyebut Brasil.

Selain A Selecao alias 'Pilihan', tim Negeri (Tarian) Samba ini juga memiliki beberapa julukan lain seperti Canarinhos (Burung Kenari) dan Auriverdes (Hijau dan Kuning Keemasan), yang mengacu pada warna jersey kebesaran mereka. Yang menarik, mereka baru memakai kostum kuning itu sejak 1950-an, setelah mereka meniadakan kostum putih-putih untuk "melupakan" kekalahan menyakitkan dari Uruguay di final Piala Dunia 1950 di kandangnya sendiri.

Julukan yang berarti "Biru Langit" itu mengacu pada jersey utama Uruguay, yang sudah dipakai sejak 1910 sebagai sebuah penghormatan untuk klub bernama FC River Plate, yang merupakan salah satu klub terbesar pertama di negara tersebut -- bukan River Plate dari Argentina, dan kini sudah "almarhum".

Timnas Uruguay juga memiliki julukan lain yaitu Los Charruas, yang merujuk pada masyarakat suku Indian bernama Charrua, yang di abad 19 pernah mendiami Amerika Selatan khususnya di Uruguay dan Brasil.

Gli Azzurri atau "Si Biru" tidak ada dalam triwarna bendera Italia (merah-putih-hijau). Julukan untuk timnas mereka adalah terkait sejarah negara tersebut.

Di Abad Pertengahan Eropa, Italia pernah disatukan oleh sebuah dinasti bernama Savoia (House of Savoy), dengan raja pertamanya bernama Victor Emmanuel II. Kala itu seragam kebesaran dinasti itu adalah biru. Dari sejarah itu pula timnas Italia kadang-kadang menyebut dirinya La Nazionale.

El Tricolor -- kerap kali disingkat menjadi El Tri – artinya "tiga warna", mengacu pada warna bendera Meksiko: merah-putih-hijau. Mereka menjadikan hijau sebagai warna kaus, putih pada celana, sedangkan unsur merah di kaus kaki.

Karena hijau paling dominan di jersey mereka, belakangan julukan timnas Meksiko menjadi hanya La Verde ("Si Hijau"). Yang cukup lucu adalah, jika para suporternya tidak terkesan pada performa tim kesayangannya itu, mereka akan memberinya julukan Los Ratones Verdes alias "Si Tikus Kecil Hijau".

Tim sepakbola Nigeria punya sejumlah julukan (nickname), yang kadang-kadang diciptakan karena alasan tertentu. AwalnyaΒ  mereka menggunakan Red Devils ("Setan Merah") di tahun1950-an, sebelum mengubahnya menjadi Green Eagles ("Elang Hijau") setelah negara itu merdeka di tahun 1960.

Sejak menjadi juara Piala Afrika 1980, Nigeria mulai memperlihatkan potensinya sebagai salah satu kekuatan besar dari benua hitam itu. Mereka juga menjadi runner-up Piala Afrika 1984, 1988, dan 1990, dan juara lagi di tahun 1994. Dari momen itulah mereka memperoleh titel 'Super' dalam nickname-nya, menjadi 'Super Eagles'.

Yang menarik, saat tampil buruk di awal Piala Afrika 2013, mereka malah diolok-olok publiknya sendiri dengan menyebutnya tampil seperti "Ayam Super" (Super Chickens). Sang pelatih, Stephen Keshi, lalu memberi cambukan motivasi dan semangat pada anak-anak buah, sehingga kemudian mereka berhasil tampil sebagai juara -- dan "kembali" menyandang gelar "Elang Super".

Samurai Blue sudah menjadi label timnas Jepang sejak beberapa tahun lalu. Adalah federasi mereka sendiri yang langsung mencarikan julukan itu, dengan melibatkan masyarakatnya.

"Kami memerlukan sebuah julukan untuk mendukung tim kami di Piala Dunia 2006. Kami lalu membuat lima nama untuk dipilih fans, dan mereka memilih Samurai Blue," terang Megumi Fujinoki dari bidang komunikasi Japan Football Association (JFA) kala itu.

Samurai tentu saja merujuk pada kalangan ksatria elite yang begitu masyhur di masa lalu, yang mengawal kekaisaran Jepang selama hampir 700 tahun.

Sepakbola Tahiti tentu saja tidak populer, walaupun sebenarnya mereka adalah satu-satunya negara selain Australia dan Selandia Baru yang pernah menjadi juara di wilayah Konfederasi Sepakbola Oceania (OFC).

Selain menjadi juara (2013), negara di Kepulauan Pasifik ini juga pernah tiga kali menjadi runner-up (1973, 1980, dan 1996), serta masuk semifinal lagi di tahun 1998 dan 2002. Di final Piala OFC 2012 mereka mengalahkan New Caledonia dengan skor 1-0 dan berhak tampil di Piala Konfederasi tahun ini.

Ber-jersey merah, timnas Tahiti memiliki julukan Iron Warriors, atau Toa Aito dalam bahasa setempat. 'Toa' dan Aito' sendiri mengacu pada nama sebuah pohon, yang kayunya biasa digunakan untuk membuat 'tiki', atau ukiran-ukiran yang bisa dipakai sebagai 'jimat'. Tim sepakbola pantai Tahiti memakai julukan 'Tiki Toa'.

La Furia Roja, atau yang bisa juga diistilahkan dengan 'Merah Darah', dipakai Spanyol untuk "mengintimidasi" semua lawan-lawannya melalui makna psikologis warna tersebut.

Studi-studi psikologi dalam olahraga mengilustrasikan warna merah (darah) menunjukkan kekuatan, agresi, kepercayaan diri dan keseimbangan.

Ini adalah kali kedua Spanyol tampil di Piala Konfederasi. Di penampilan pertama mereka di tahun 2009, mereka terhenti di babak semifinal, usai dikalahkan Amerika Serikat dengan skor 0-2. Tim dari "Negeri Matador" itu finis di tempat ketiga setelah mengalahkan tuan rumah Afrika Selatan 3-2 lewat perpanjangan waktu.

(a2s/rin)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads