Nama khusus diberikan pada bola Piala Dunia mulai dikenal pada tahun 1934. Federale 102 menjadi bola resmi Piala Dunia edisi kedua itu, yang diproduksi secara khusus oleh sebuah perusahaan di Italia bernama E.C.A.S (Ente Centrale Approvvigionamenti Sportivi).
Uniknya, Federale 102 bukan satu-satunya bola yang digunakan dalam turnamen tersebut karena ada dua bola lain yang dipakai. Federale 102 disebut punya karekter unik karena terdiri dari 13 panel yang dijahit dengan tangan, sementara sebagian besar bola ketika itu dibentuk dari 12 panel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
TELSTAR (Piala Dunia 1970)
ist.
|
Telstar hanya memiliki dua warna yakni hitam dan putih. Disebutkan kalau dua warna tersebut dipilih supaya pergerakan bola dapat terlihat dengan jelas oleh penonton televisi. Sebagai catatan, Piala Dunia 1970 di Meksiko menjadi yang pertama disiarkan oleh televisi.
TELSTAR/CHILE (Piala Dunia 1974)
ist.
|
TANGO DURLAST (Piala Dunia 1978)
ist.
|
Desain Tango Durlast kemudian dipakai pada bola-bola Piala Dunia edisi berikutnya. Tango juga memiliki teknologi yang membuatnya lebih tahan terhadap cuaca, selain itu Tango juga dianggap mewakili semangat, emosi dan kecantikan Argentina.
Adidas mereguk sukses besar dari Tango karena bola tersebut kemudian juga dipakai pada Olimpiade dan Piala Eropa.
TANGO ESPANA (Piala Dunia 1982)
ist.
|
Namun kulit yang melapisi bola ternyata tak bertahan lama dan mengalami rusak setelah beberapa waktu dipakai di atas lapangan. Alhasil pergantian bola sering terjadi di tengah laga. Disebutkan kalau Piala Dunia 1982 adalah kali terakhir menggunakan bola dengan kulit asli.
AZTECA (Piala Dunia 1986)
ist.
|
Azteca juga menjadi bola pertama yang memiliki desain dengan inspirasi berasal dari negara tuan rumah. Motif di sekeliling Azteca didapat dari arsitektur bangsa Aztec.
ETRUSCA UNICO (Piala Dunia 1990)
ist.
|
Bola ini dianggap sebagai sebuah produk teknologi tinggi karena diproduksi sepenuhnya dari serat sintetis berkualitas. Bagian paling dalam terbuat dari tekstil yang disatukan dengan latex, yang membuat performanya lebih stabil dan tak mudah rusak. Lapisan neoprene membuat bola tak bisa ditembus air, sementara lapisan terluar yang terbuat dari polyurethane membuatnya tak mudah lecet dan lebih bagus saat memantul.
Nama dan desain bola terinspirasi dari salah satu sejarah kebudayaan kuno Italia, Etruscans. Tiga kepala singa Etruscan menjadi dekorasi dari 20 panel.
QUESTRA (Piala Dunia 1994)
ist.
|
Dalam pengembangannya Questra diujicoba melalui beberapa pertadingan di Prancis, Jerman dan Amerika Serikat oleh pemain profesional, amatir hingga pemain muda. Selain busa polystyrene, total ada lima material berbeda yang digunakan untuk membentuk bola ini. Yang lainnya adalah polyurethane, yang membuat bola lebih fleksibel dan punya daya tahan.
TRICOLORE (Piala Dunia 1998)
ist.
|
Tricolore memiliki lapisan busa syntactic, sebuah material baru ini membuatnya lebih punya 'daya ledak' saat memantul. Hal tersebut membuat Tricolore lebih lembut dibanding Questra namun juga lebih cepat.
FEVERNOVA (Piala Dunia 2002)
ist.
|
Meski punya teknologi tinggi, Fevernova juga menuai kontroversi. Gianluigi Buffon mengeluhkan bola uang terlalu mudah memantul sehingga sulit dibaca pergerakannya oleh kiper. Protes senada dilontarkan kiper Belgia yang menyebut bola terlalu ringan. Sementara Rivaldo menyebut bola melayang terlalu tinggi saat ditendang.
TEAMGEIST (Piala Dunia 2006)
ist.
|
Jika bola tradisional terdiri dari 32 panel, maka Teamgeist (semangat tim dalam bahasa Jerman) hanya memiliki 14 panel yang menjadikannya sebagai bola dengan performa dan karakteristik paling konsisten. Karena hanya ada sedikit jahitan, bola ini juga diklaim lebih bundar dibanding yang pernah diproduksi Adidas sebelumnya.
JABULANI (Piala Dunia 2010)
ist.
|
Jabulani diambil dari bahasa Zulu, salah satu bahasa nasional Afrika Selatan dan digunakanoleh 25% warga. Jabulani diartikan sebagai "merayakan".
Jabulani dapat penilaian sangat bagus dari beberapa pemain. Michael Ballack menyebut Jabulani fantastis, sementara Kaka menyangjung bola tersebut karena memberikan kontrol yang sangat baik. Bahkan Petr Cech juga memberikan pujian pada Jabulani.
BRAZUCA
AFP
|
Brazuca sudah melalui pengujian selama dua setengah tahun. Ini disebut telah membuat Brazuca jadi bola paling teruji yang pernah dibuat oleh Adidas.
Lalu, mengapa diberi nama Brazuca? Kira-kira jika diistilahkan ke dalam Bahasa Indonesia, Brazuca berarti "Cara hidup ala Brasil". Warna bolanya pun didominasi oleh warna oranye, hijau, dan biru, yang melambangkan warna gelang keberuntungan yang biasa dipakai di Brasil sana.
Halaman 2 dari 13