Prancis melenggang ke Piala Dunia 2014 lewat laga playoff. Namun hal itu tak mengurangi optimisme pelatih Didier Deschamps untuk menuai hasil maksimal.
Setelah mengatasi Ukraina dengan skor agregat 3-2 dan lolos ke Brasil, Les Bleus—julukan timnas Prancis—terundi masuk grup yang relatif ringan. Mereka berada di Grup E bersama Honduras, Ekuador dan Swiss.
Keuntungan itu tak mengurangi keraguan publik. Selain lolos dengan susah payah via jalur playoff, "mimpi buruk" di Piala Dunia 2010 juga merupakan sebuah alasan. Di Afrika Selatan, Samir Nasri dkk. jadi juru kunci grup, tidak menang, hanya mencetak sebiji gol. Tim tidak harmonis, sejumlah pemain mengancam memboikot pelatih, Nasri terlibat percekcokan dengan wartawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Prancis harus mempunyai ambisi untuk bisa sekompetitif mungkin. Kami menuju Brasil dengan keinginan melaju sejauh mungkin," kata Deschamps di situs resmi FIFA.
"Tak seorang pun bisa menghapus apa yang terjadi pada 2010. Itu tetap akan menjadi sebagian kisah. Tapi kami tak menatap ke belakang. Hal yang penting adalah Piala Dunia dan Piala Eropa 2016 yang akan dilaksanakan di Prancis," jelas pelatih berusia 45 tahun itu.
"Yang pertama dan utama adalah tentang kolektivitas. Kebugaran bisa menjadi faktor penting. Tapi hal yang paling penting adalah spirit persatuan dan mental juara.
"Kami akan bersama-sama dalam beberapa pekan sejak hari pertama persiapan hingga turnamen selesai. Skuat yang dinamis dan mental pemain akan sangat penting. Itu bukan tentang kemenangan semata tapi saya pikir tak ada hasil tanpa itu semua," tutur kapten Prancis saat menjuarai Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000 itu.
(fem/a2s)