Malang benar nasib Lorena Sabio (33 tahun). Lorena maksudnya ingin bersenang-senang bersama putrinya, Altea (8 tahun), dengan menonton langsung pertandingan tim kesayangan, River Plate, saat menghadapi Boca Juniors. Tapi ia lantas malah luka parah akibat dipukuli suporter tim lawan.
Pukulan demi pukulan sampai membuat hidung dan mulut Lorena bersimbah darah, yang juga tampak mengucur sampai membasahi seragam 'Putih-Merah' tim kesayangannya. Insiden pemukulan itu sendiri dilakukan oknum suporter Boca cuma karena melihat balutan jersey River Plate di tubuh Lorena. Padahal saat itu sama sekali tak ada provokasi apa-apa, sebagaimana juga diperkuat saksi mata di lokasi.
"Ia mendatangiku dan kemudian aku tak menyangka ia menghantamku di kepala," tutur Lorena seperti dikutip Mirror.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lorena mengenali sosok tersebut sebagai Miguel Angel Zienzonok, yang dikenal punya julukan 'Saus'--konon akibat kesukaannya memukuli rival sampai berdarah-darah. Ia pun telah melaporkan seluruh kejadian tersebut tapi pihak kepolisian sejauh ini belum menangkap pelakunya.
Tidak tinggal diam, Lorena pun berinisiatif mengunggah foto-foto wajahnya yang babak belur berlumuran darah di situs jejaring sosial Facebook. Tetapi tindakan itu rupanya turut membuat si pelaku gerah.
"Ia sudah mengancamku dan keluarganya telah memintaku untuk menyetop tindakanku itu. Tapi apa lagi, sih, yang bisa mereka lakukan kepadaku, toh mereka sudah menghancurkan wajahku," kata Lorena yang dinilai dokter akan tetap memiliki gurat-gurat luka di wajah sepanjang hidup saking parahnya insiden pemukulan tersebut.
"Aku bahkan kesulitan untuk makan, dan untuk mengembalikan kesehatan aku akan butuh selusinan operasi yang tidak mampu aku biayai. Putriku juga dihantui mimpi buruk," lanjutnya. "Pria ini ini tak waras, dan terkecuali ada yang berdiri menghadapinya, ia akan terus melakukan hal serupa dan berikutnya mungkin ia akan membunuh seseorang."
Ini merupakan episode buram lainnya dari kisah kekerasan dalam persepakbolaan Argentina. Pekan ini seorang pemain di negeri itu harus kehilangan nyawa akibat dikeroyok suporter usai sebuah pertandingan. Menurut laporan sebuah lembaga setempat, sejak awal 2014 sudah ada 15 kasus kematian akibat kekerasan di luar stadion sepakbola di Argentina. Angka itu meningkat 300 persen dari tahun sebelumnya.
(krs/a2s)