Gara-gara menyepak bola dengan tendangan rabona, Cristiano Ronaldo gagal bikin gol saat menghadapi Crus Azul. Padahal dia salah satu pemain yang punya catatan oke saat melakukan rabona. Apa itu tendangan rabona?
Ronaldo mendapatkan satu peluang emas pada menit ke-62 saat Real Madrid sudah unggul 3-0 atas Cruz Azul pada semifinal Piala Dunia Antarklub 17 November. Bukannya menyepak bola dengan langsung, Ronaldo justru melakukan tendangan rabona. CR7 menendang dengan kaki kanan yang disilangkan ke belakang kaki kiri.
Imbasnya tendangan itu tak kuat-kuat amat. Kiper Crus Azul pun dengan mudah menyongsong bola dan misi untuk menyelamatkan gawang berakhir gemilang. Hingga pertandingan berakir, Ronaldo tak bikin sebiji golpun. Dia cuma membuat dua assist.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan mesti menyepak bola dengan kaki yang digunakan untuk menendang disilangkan ke belakang kaki tumpuan, teknik itu jelas tak mudah. Kalau tak biasa bisa jadi cedera malah mengikuti.
Atau, seperti yang dilakukan Ronaldo, bola bergulir tidak kencang. Kiper lawan pun tak kesulitan.
Malah, teknik itu digunakan oleh si pemain yang kurang pede alias percaya diri untuk menendang dengan kaki terlemahnya. Atau keputusan itu diambil untuk mengecoh barisan pemain belakang lawan yang menjaga dia atau cuma untuk gagah-gagahan alias menunjukkan kemampuan kepada penonton yang duduk di tribun.
Tendangan rabona itu sudah dikenal cukup lama. Adalah pesepakbola Italia Giovanni Roccotelli yang mempopularkan di tahun 1970. Kala itu tendangan yang dibuat dia disebut crossed-kick.
Tapi, dilaporkan, tendangan itu sudah dibuat sejak 1948 dalam laga antara dua tim Argentina, Estudiantes de la Plata dengan Rosario Central.
Salah satu penggawa Estudiantes Ricardo Infante mencetak gol dari jarak 31 meter dengan gaya kaki menyilang itu. Nah, majalah sepakbola terbitan Argentina El Grafico menamainya sebagai rabona.
Menurut majalah tersebut istilah rabona diambil dari 'hecerce le rabona' yang bermakna bolos sekolah tanpa izin orang tua.
El Grafico menjadikan rabona sebagai sampul dengan judul El infante que se hizo la rabona (si bocah yang membolos). Itu sebagai penekanan kalau Infante menendang bola dengan kaki terlemahnya.
Salah satu sumber menyebut rabona adalah salah stau gerakan dalam tari tango. Langkah kaki yang serupa dengan tendangan itu disebut football kick.
Saking istimewanya gol rabona itu, Infante sampai harus merayakan ulang tahun emas teknik dan gol tersebut di tahun 1998.
Dalam peryaan itu, Infate curcol alias curhat colongan kenapa sepakan itu tak terlalu popular. Memang dia mengakuikala itu belum ada tayangan televisi dan liputan media. Malah, dia kalah popular dengan Roccotelli.
Sebelum Ronaldo bikin rabona, Erick Lamela saat Tottenham Hotspur menghadapi menjamu Asteras Tripolis pada 24 Oktober pada Liga Europa. Di laga itu Spurs mengakhiri pertandingan dengan kemenangan 5-1.
Lamela beratraksi di menit ke-29. menyambar bola di luar kotak penalti, Lamela menendang bola dengan kaki kiri yang disilangkan di belakang kaki kanannya. Gol itu disebut Pochettino sebagai gol terindah yang pernah dilihatnya.
Lamela beruntung dia lahir belakangan ketika semua orang bisa mengunggah sebuah momen dan membagikannya kepada orang-orang yang tak ada di lokasi tersebut. Tendangannya boleh jadi lebih banyak ditonton orang dibandingkan rabona milik Infante atau Roccotelli.
Apapun, rabona memang menjadi salah satu atraksi dalam sepakbola modern. Tak sedikit pemain yang unjuk kebolehan, atau karena kepepet, atau untuk mengecoh para bek, atau gaya-gayaan. Dari Pele, Paul Gascoigne, Cristiano Ronaldo, Clint Demsey, juga Eden Hazard.
Bahkan teknik itu diajarkan di sekolah-sekolah sepakbola dan dimainkan di taman-taman bermain di seluruh dunia.
(fem/a2s)