.webp)
Awal November lalu, Benzema diperiksa polisi atas dugaan pemerasan terhadap Valbuena lewat video seks. Valbuena mengaku diminta membayar 150 ribu euro (Rp 2,2 miliar) atau video seksnya disebar di internet.
Dalam skandal tersebut, Benzema disebut-sebut berperan menghubungkan pemeras dengan Valbuena. Si pemeras mendekati Benzema, lewat teman masa kecil penyerang Real Madrid itu, dengan tujuan minta dihubungkan ke Valbuena. Benzema lantas diduga menyarankan kepada Valbuena agar membayar saja uang yang diminta si pemeras.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya dengar ada video di luar sana. Saya bilang saya akan memberitahunya (Valbuena). Tapi saya rasa dia sudah tahu. Saya bilang saya bisa membantunya karena saya punya teman di Lyon yang bisa mengatasi masalah ini," ujar Benzema dalam wawancara dengan stasiun TV Prancis, TF1.
"Kami bicara soal itu. Saya tanya apakah dia sudah memperingatkan keluarganya. Saya bilang saya pernah mengalami situasi seperti ini di masa lalu dan bahwa saya lapor ke polisi. Dia bilang dia sudah lapor polisi."
"Kemudian, ketika saya dengar soal pemerasan, dan bahwa saya meminta uang darinya, itu membuat saya marah. Ide bahwa saya butuh uang, atau teman saya butuh uang, itu konyol. Saya sudah hidup berkecukupan untuk waktu yang lama. Saya tidak butuh uang. Kami tidak pernah bicara soal uang
Skandal yang turut menyeret namanya ini membuat Benzema mendapat sorotan tajam di Prancis. Salah satu kecaman datang dari Perdana Menteri Prancis, Manuel Valls, yang menyebut Benzema tak seharusnya bisa masuk ke tim nasional Prancis.
"Saya dituduh melakukan semua itu. Mereka menyeret nama saya seolah-olah saya adalah kriminalis. Ini mengerikan," lanjut Benzema.
"Satu-satunya hal yang saya sesali adalah menertawakan ini semua di telepon dengan teman masa kecil saya. Cuma itu. Saya minta maaf kepada Valbuena dan keluarganya untuk itu. Di telepon Anda bertingkah konyol, kadang Anda menertawakan sesuatu yang mungkin serius, tapi Anda tidak menganggapnya serius," katanya menambahkan.
(nds/din)
