Cruyff meninggal dunia pada usia 68 tahun pada Kamis, 24 Maret 2016. Sejak tahun lalu, Cruyff berjuang melawan penyakit serius: kanker paru-paru. Ia didiagnosis menderita penyakit tersebut menjelang akhir tahun lalu.
Cruyff akhirnya meninggal dengan tenang dengan dikeliling keluarganya. Ia meninggalkan banyak warisan untuk dunia sepakbola, terutama untuk Barcelona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada masa kepelatihannya dulu, Barcelona juga pernah dijuluki The Dream Team. Cruyff pun sukses mempersembahkan satu gelar juara European Cup (nama lama Liga Champions) pada tahun 1992.
"Kami akan selalu mencintaimu, Johan. Beristirahatlah dengan tenang," demikian tulis Barcelona di akun Twitter resmi mereka.
El Barca kemudian memberikan pernyataan singkat di situs resmi mereka mengenai momen-momen berharga Cruyff di klub mereka.
"Sepakan akrobatiknya melawan Atletico Madrid dan kemenangan 5-0 atas Real Madrid di Santiago Bernabeu pada 1974, di antara banyak momen-momen indah lainnya, akan selamanya hidup dalam memori fans Barca. Pada tahun 1978, setelah menjuarai Copa del Rey, ia meninggalkan klub ini."
"Sepuluh tahun kemudian, ia kembali sebagai manajer. Dia berada di bench selama delapan musim. Selama masanya menjadi manajer, dia memimpin klub ke era tersukses pada waktu itu. Dia mengantarkan klub meraih empat gelar juara liga secara berurutan dan membawa klub meraih gelar juara European Cup pertama pada Mei 1992 di Wembley," demikian tulis Barcelona.
Barcelona telah menjadi rumah kedua bagi Cruyff, entah kotanya ataupun klubnya. Ia begitu mencintai Barcelona hingga menamai anaknya "Jordi", yang merupakan nama umum untuk orang Catalunya. Pada akhirnya, Cruyff tutup usia di kota Barcelona.
(roz/roz)