Cruyff meninggal dunia pada Kamis (24/3/2016) di Barcelona, Spanyol. Ia tutup usia pada usia 68 tahun setelah berjuang melawan penyakit kanker paru-paru.
Untuk mengenangnya, tim nasional Belanda akan melakukan salam perpisahan pada laga melawan Prancis, yang akan berlangsung di Amsterdam Arena, Amsterdam, Sabtu (26/3) dini hari WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbagai ucapan belasungkawa pun datang. Mulai dari mantan-mantan pesepakbola, seperti Ruud Gullit dan Jamie Carragher, hingga dari klub, seperti Barcelona, Real Madrid, Manchester United, dan Liverpool.
Guardiola pun ikut memberikan penghormatan kepada Cruyff. Cruyff-lah yang pertama kali melihat kemampuan Guardiola sesungguhnya untuk bermain sebagai jenderal lapangan tengah. Cruyff jugalah yang mengangkat Guardiola ke tim utama Barcelona.
Pada akhirnya, ketika Guardiola menjadi pelatih, ia menyempurnakan filosofi Cruyff pada Barcelona. Kita kemudian mengenalnya lewat permainan menggugah Barca ketika mendominasi Eropa di bawah arahan Guardiola.
"Lupakan soal titel, saya memenangi lebih banyak titel daripada dia. Rasa terima kasih kita semua padanya tidaklah berbatas, demikian juga warisannya," ujar Guardiola kepada radio asal Catalunya, RAC 1.
"Dan warisannya tidak bisa diukur dengan trofi-trofi. Yang lebih penting adalah dia membuat perubahan. Johan mengubah dua klub. Tapi, bukan hanya Ajax dan Barcelona, dia juga mengubah dua tim nasional: Belanda dan Spanyol."
"Apa yang dilakukannya pada sepakbola tidak bisa dibandingkan dengan apa pun. Sepakbola yang dimainkan Barcelona dalam 25 tahun terakhir berutang padanya dan itu sesuatu yang tidak bisa diruntuhkan," kata Guardiola.
Suatu hari, pada pekan pertamanya menjadi pelatih Barcelona, Cruyff datang ke Mini Estadi --stadion untuk tim junior Barca, yang terletak tidak jauh dari Camp Nou-- tanpa memberitahu siapa-siapa. Kala itu, ia melihat seorang pemain junior Barca bermain sebagai gelandang kanan. Setelah berbicara dengan pelatih tim junior Barca ketika itu, Charly Rexach, Cruyff pun menyarankan si gelandang kanan untuk bermain sebagai pivot di tengah.
Di babak kedua, si gelandang kanan itu mulai bermain sebagai pivot. Seperti yang sudah diduga Cruyff, gelandang muda itu tidak kesulitan untuk beradaptasi dan bermain apik sebagai pivot. Di tim utama Barca kelak, ia pun menjadi jenderal lapangan tengah.
Gelandang muda itu bernama Pep Guardiola.
(roz/nds)