Enam Bulan Setelah Raih Puskas Award, Wendell Lira Pensiun dan Jadi Gamer

Enam Bulan Setelah Raih Puskas Award, Wendell Lira Pensiun dan Jadi Gamer

Meylan Fredy Ismawan - Sepakbola
Jumat, 29 Jul 2016 01:58 WIB
Foto: Getty Images/Philipp Schmidli
Rio de Janeiro - Enam bulan yang lalu, Wendell Lira meraih Puskas Award atas gol spektakuler yang diciptakannya. Namun, dia sekarang memilih gantung sepatu dan beralih profesi menjadi pemain game.

Nama Wendell Lira mendadak tenar setelah golnya jadi salah satu kandidat gol terbaik 2015. Pesepakbola asal Brasil itu bersaing dengan Lionel Messi dan Alessandro Florenzi untuk memperebutkan Puskas Award.

Wendell Lira akhirnya menjadi peraih Puskas Award 2015 setelah mengumpulkan suara terbanyak dalam voting di situs resmi FIFA dan France Football. Dia pun naik ke panggung dalam gala Ballon d'Or, di Zurich, Swiss, 11 Januari silam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gol yang mengantarkan Wendell Lira meraih penghargaan gol terbaik tercipta saat dirinya masih berkostum Goianesia. Dia menciptakan sebuah gol istimewa ke gawang Atletico-GO di ajang Campeonato Goiano pada 11 Maret 2015. Gol itu tercipta melalui kerja sama apik antara tiga pemain Goianesia. Wendell Lira menuntaskan serangan melalui sebuah bicycle kick cantik.



Tapi, siapa sangka, hanya enam bulan setelah menerima Puskas Award, hidup Wendell Lira berubah total. Meski usianya baru 27 tahun, dia memutuskan untuk pensiun sebagai pesepakbola. Vila Nova menjadi klub terakhir Wendell Lira. Dia dilepas oleh Vila Nova pada bulan Mei lalu setelah gagal bikin gol.

Wendell Lira mengumumkan keputusannya untuk pensiun pada Kamis (28/7/2016) setelah terus-terusan digerogoti cedera. Setelah pensiun, dia menekuni dunia baru yang tak jauh-jauh dari sepakbola. Dia akan menjadi pemain game FIFA profesional.

Wendell Lira awalnya bermain game FIFA sebatas hobi. Tapi, dia sekarang ingin menjadikannya sebagai sumber penghasilan. Lewat game tersebut, dia ingin menjadi YouTuber terkenal.

"Saya mendefinisikan hidup saya dalam dua mimpi -- yang satu mungkin dan yang lainnya hampir mustahil. Mimpi pertama adalah menjadi seorang pemain dan punya pencapaian, yang mana sulit, karena dalam sepakbola Brasil sulit untuk jadi profesional," ujar Wendell Lira kepada Globo Esporte.

"Bahkan, 95 persen pemain sepakbola dari Brasil mengalami kesulitan. Saya sudah hidup selama 15 tahun di sepakbola dan melewati masa-masa menyenangkan dan buruk," tambahnya.

"Saya punya momen-momen menyenangkan yang tak akan pernah saya lupakan. Saya juga pernah bermain bersama bintang-bintang besar," kata Wendell Lira.

"Dan saya punya mimpi menjadi seorang gamer. Saya selalu punya keinginan untuk menjalaninya. Nyaris mustahil untuk berhenti bermain sepakbola untuk hidup sebagai seorang gamer. Namun, Tuhan memberi saya kesempatan ini," tuturnya.

"Ini bukanlah akhir dari sebuah mimpi. Bahkan, Tuhan telah memberi saya kesempatan untuk memiliki pekerjaan ini sebagai sebuah kelanjutan dalam hidup saya, menjadi bahagia dan terus tersenyum," kata dia.
www.101greatgoals.com

Wendell Lira sudah membuktikan kehebatannya sebagai seorang gamer. Beberapa waktu lalu, dia mengalahkan juara FIFA Piala Dunia Interaktif 2015 asal Arab Saudi, Abdulaziz Alshehri, dengan skor 6-1.

(mfi/din)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads