20 Tahun Tragedi Heysel
Ada Usaha Untuk Melupakan
Jumat, 01 Apr 2005 13:29 WIB
Jakarta - Bulan depan tepat 20 tahun lalu, stadion Heysel menjadi saksi pertandingan "berdarah" Juventus vs Liverpool. Meski sudah cukup lama, ada kesan usaha untuk melupakannya.Tanggal 29 Mei 1985 stadion Heysel, Belgia menjadi tuan rumah final Piala Champions Juventus vs Liverpool. Pertandingan yang disaksikan oleh 58 ribu penonton itu, akhirnya dimenangkan Juventus 1-0 lewat penalti Michel Platini di menit ke-56.Namun kemenangan Juventus tenggelam oleh kabar duka tewasnya 39 penonton serta 400 lainnya luka-luka. Ini merupakan akibat dari bentrokan pendukung Liverpool dengan Juventus sekitar 1,5 jam sebelum pertandingan dimulai.Saat kerusuhan suporter Inggris menyerang ke daerah pendukung Juventus. Akibat aksi dorong-mendorong, dinding stadion setinggi tiga meter ambruk ke arah kelompok suporter Juventus.Sebagian besar korban tewas tertimpa runtuhan tembok, namun kondisi ini masih diperparah oleh aksi brutal suporter Liverpool yang menyerang dengan menggunakan batu bahkan juga pisau. Setelah tragedi ini, UEFA kemudian menghukum semua klub Inggris dilarang ikut kompetisi Eropa selama lima tahun, dan beberapa tahun tambahan khusus untuk Liverpool. Sementara 14 orang "holigans" Liverpool dihukum penjara.Hasil undian babak perempatfinal Liga Champions tahun ni benar-benar merupakan kebetulan yang sangat unik. Setelah 20 tahun, Juventus dan Liverpool kembali dipertemukan. Wajar jika kemudian tragedi Heysel kembali ramai dibicarakan.Untuk memperingati 20 tahun tragedi Heysel, Asosiasi Keluarga Korban Heysel akan mendirikan monumen peringatan. Monumen ini akan dibangun di atas tanah seluas 60 meter di luar stadion, dan dilengkapi dengan 39 lampu yang menerangi 39 nama korban yang meninggal. Monumen yang dirancang oleh Patrick Rimoux dari Prancis ini terbuat dari bahan baja stainless. Batu khusus dari Italia dan Belgia juga akan digunakan, juga terdapat tulisan syair Inggris yang mewakili kesedihan ketiga negara tersebut. "Ini untuk memperingati tragedi tersebut dan untuk mengatakan "jangan lupa," ujar Rimoux seperti dilansir Reuters, Jumat (1/4/2005). Seorang jurubicara pemerintah kota Brussel menyebutkan pembangunan monumen ini akan menghabiskan biaya 200 ribu euro (sekitar Rp 2,4 miliar).Terkesan ingin dilupakanSelama 20 tahun tragedi Heysel berlalu, ada beberapa kejadian yang membuat seolah-olah salah satu masa "paling kelam" dalam dunia sepakbola ini ingin dilupakan.Tahun 1990 seorang arsitek dan juga wartawan Inggris, Simon Inglis menerbitkan buku "The Football Grounds of Europe". Dalam bukunya ini Simon mengkritik tindakan pemerintah di Heysel yang langsung membangun kembali tembok yang runtuh seperti sedia kala."Ini sungguh mengejutkan. Sama sekali tidak ada tanda peringatan tentang tragedi itu, meski hanya plakat kecil untuk menghormati 39 korban yang meninggal." Heysel pun terus menggelar pertandingan olah raga hingga tahun 1994.Setelah tahun 1994, stadion Heysel akhirnya dirubuhkan dan dibangun yang baru dengan nama King Baudouin Stadium. Stadion ini pertama kali resmi digunakan tahun 1995 mengelar pertandingan persahabatan Belgia vs Jerman.Selain tindakan pemerintah daerah Heysel, usaha untuk melupakan tragedi ini juga terlihat dari sikap yang ditunjukkan Juventus, Liverpool dan UEFA. Seorang wartawan olahraga Italia, Francesco Caremani yang juga pengarang buku "The Truth About Heysel: Chronicle of a Disaster Waiting to Happen", mengungkapkan rasa frustasi yang dialami keluarga korban."Jelas sekali Liverpool dan Juventus tidak bertanggung jawab atas tragedi ini, kalaupun mereka telah melakukan sesuatu itu sangat kecil. Mereka tidak pernah mengulurkan tangannya untuk menolong korban. Banyak keluarga yang hidup menderita setelah tragedi Heysel. Mereka kehilangan suami dan istri."Komentar Caremani ini merupakan tanggapan dari kekecewaan yang dirasakan keluarga korban Heysel, seperti yang diungkapkan Ketua Asosiasi Keluarga Korban Heysel Otello Lorentini."Mereka berusaha menutupi apa yang terjadi. Thaun inim dalam peringatan 20 tahun tragedi Heysel, kami etlah mengirim surat ke Juventus, Liverpool dan UEFA mengundang mereka untuk mengambil bagian dalam acara peringatan di Arezzo. Saya paham bahwa jadwal mereka padat, tetapi sejauh ini kami belum menerima tanggapan," ujarnya. (lom/)