Diakui atau tidak, Ibra memang punya peran penting dalam dalam laju PSG. Keberadaan Ibra membuat PSG tanpa pesaing berarti di Ligue 1. Selama empat tahun, Ibra berhasil mengantarkan PSG menjadi juara liga, mulai 2012β13, 2013β14, 2014β15, hingga 2015β16.
Musim ini Ibra hengkang dari PSG dan berlabuh di Manchester United. PSG pun kesulitan untuk menduduki peringkat dua besar liga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati Monaco bisa melaju lebih oke ketimbang PSG musim ini, namun Subasic menilai atmosfer persaingan liga kurang bergairah. Sosok Ibra membuat PSG dan Ligue 1 jadi klub dan kompetisi yang berbeda. Ada efek sihir dari pemain Ibra yang hilang.
"Apa yang terjadi dengan PSG? No Ibra, no party, haha!" kata Subasic seperti dikutip Soccerway.
"Kalian tak harus menyukai dia, tapi 30 gol dan 15 assist setiap musim...sudah seharusnya kalian menaruh respek kepada dia.
"Musim lalu PSG menutup musim dengan koleksi 30 poin lebih banyak ketimbang kami dan jika Ibra bermain untuk Monaco maka kamilah yang akan jadi juaranya," ucap dia.
Bagaimana dengan sosok Mario Balotelli yang memberikan kontribusi besar baut Nice musim ini hingga dominan di Ligue 1? Ya, Nice yang jadi pemuncak papan klasemen tak lepas dari kontribusi apik Balotelli. Eks pemain Manchester City dan Liverpool itu mendonasikan lima gol di liga dan untuk sementara menjadi topskorer Nice.
"Apakah Balotelli di Nice seperti Zlatan? Tentu tidak, bahkan mendekati pun tidak. Dia pemain yang bagus, tapi bahkan saya tak merasakan bayangan Ibra (pada Balotelli)," tutur Subasic.
(fem/mrp)