Atletico Tucuman dapat banyak masalah saat harus menjalani laga tandang ke klub El Nacional, di Ekuador. Pertandingan tersebut merupakan leg kedua babak kualifikasi kedua Copa Libertadores.
Pesawat yang membawa klub tersebut mengalami delay selama tiga jam. Sebabnya pesawat carteran yang digunakan untuk menempuh perjalanan dari Kota Guayaquil (Ekuador) menuju Kota Quito (juga di Ekuador) ternyata tidak dapat izin terbang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masalahnya tidak selesai sampai di situ. Pergantian pesawat di detik-detik terakhir membuat seluruh pemain 'kehilangan' bagasi mereka. Tidak mungkin turun ke lapangan tanpa perlengkapan, bukan?
Tapi keberuntungan tidak sepenuhnya meninggalkan klub asal Argentina itu. Timnas Argentina U-20 ternyata sedang berada di Ecuador untuk menjalani Copa America U-20. Kepada Tim Tango junior itulah mereka meminjam jersey dan perlengkapan lainnya.
Keberuntungan lainnya adalah bahwa jersey utama Atletico Tucuman berwarna biru-putih vertikal, mirip dengan jesey utama Albiceleste. Dikutip dari Marca, pemain-pemain Atletico Tucuman memilih jersey dengan nomor punggung yang sesuai dengan yang mereka punya, namun tidak bisa berbuat apa-apa terkait nama yang tercetak di punggung.
El plantel de @ATOficial después de la hazaña conseguida en Quito. pic.twitter.com/DsH356jHcZ
— Atlético Tucumán Of. (@ATOficial) February 8, 2017
Meski kick-off sudah terlambat, pertandingan ternyata tetap bisa digelar. Siapa sangka, Atletico Tucuman keluar sebagai pemenangan dalam laga itu. Tim tamu unggul 1-0, untuk membuat mereka lolos ke babak ketiga berkat kemenangan agregat 3-2.
"Seseorang menghentikan pesawat kami selama dua jam. Dua jam! Dan seperti inilah hasilnya (kemenangan). Kami pergi ke stadion dan bermain tanpa pemanasan. Mereka mengintimidasi kami dengan melarang kami bermain setelah kami datang. Seperti inilah hasilnya (kemenangan)," ucap pelatih Atletico Tucuman, Pablo Lavallen, pada ESPNFC.
Kubu Atletico Tucuman mencurigai larangan terbang yang diberikan pada pesawat mereka adalah bagian dari intimidasi yang dilakukan pihak tuan rumah.
Tuan rumah sebenarnya sudah menolak bermain lawannya datang sangat terlambat. Namun mereka 'terpaksa' tetap bermain setelah sekitar 30.000 penonton yang hadir di tribun mendesak kick-off tetap dilakukan. (din/fem)











































