Everton Luiz, demikian nama pesepakbola tersebut. Pemain tengah kelahiran Brasil 28 tahun itu bermain untuk klub top Serbia, Partizan Belgrade.
Insiden hinaan rasial terhadap Luiz itu terjadi ketika Partizan meraih kemenangan 1-0 di markas klub tetangga FK Rad. Sepanjang laga suporter tuan rumah mengeluarkan bermacam celaan, sampai menirukan suara-suara monyet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika pertandingan akhirnya habis, Luiz sempat tampak memberi respons singkat untuk membalas sekelompok suporter tuan rumah. Tindakannya memicu keributan kecil karena para pemain FK Rad tampak tak terima.
Luiz, yang dalam karier sepakbola sebelum ini pernah membela Lugano dan St Gallen, kemudian terlihat meninggalkan lapangan dengan berlinang air mata.
![]() |
"Saya tak bisa menahan air mata karena saya menjadi sasaran hinaan rasial oleh penonton selama 90 menit," ujar Everton seperti dilansir BBC.
"Saya makin terkejut dengan sikap dari tim lawan. Alih-alih mendinginkan suasana, mereka justru mendukung perilaku itu. Saya ingin melupakan ini secepat mungkin," lanjut pesepakbola 28 tahun itu.
(krs/rin)