Rully datang ke National Stadium Singapura saat Chelsea menghadapi Inter Milan, Sabtu (29/7/2017). Rully yang bekerja sebagai customer service sebuah perusahaan di Singapura itu nonton bersama ayah, ibu, istri dan anak, serta adiknya.
Yang menarik, ayah Rully tak bisa berjalan. Dia harus menggunakan kursi roda untuk berkeliling stadion.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
[Baca Juga: Koper Didominasi Pampers dan Blender Demi Tularkan Kecintaan pada Inter]
"National Stadium ini juga menyediakan kursi roda buat penonton, tapi ini kami bawa dari rumah. Buat kami, kursi roda yang disediakan agak berat sedangkan ini ringan," imbuh Rully.
Bukan hanya National Stadium, kompleks olahraga yang diberi nama Singapore Sports Hub di Kallang itu dibangun dengan fasilitas yang memudahkan difabel. Kompleks olahraga yang dibangun hingga menghabiskan biaya sebesar USS 1,3 miliar itu sudah teruji saat menjadi tuan rumah ASEA Para Games mulai 3-9 Desember 2015.
![]() |
Waktu itu, ada 15 cabang olahraga yang dipertandingkan. Di antaranya, panahan, atletik, bulutangkis, boccia, catur, football 5-a-side (sepakbola tuna netra), football 7-a-side (sepakbola untuk penderita gangguan koordinasi otak dan sistem saraf), goalball, angkat berat, berlayar, menembak, renang, tenis meja, boling, dan basket kursi roda.
Tak cuma memudahkan difabel, National Stadium juga ramah terhadap ibu dan balita. Akses menuju dan dari stadion mudah. Ada stasiun MRT di kawasan itu dan terhubung dengan stadion lainnya.
![]() |
Toilet juga cukup luas. Biliknya pun banyak. Penonton bisa memilih untuk menyelesaikan hajatnya dengan jongkok atau duduk.
"Di sini biasa saja membawa anak kecil nonton pertandingan. Ke toilet mudah tak perlu naik turun. Toiletnya juga banyak," kata Stefi, salah satu pennonton dengan balita.
Untuk yang membawa stroller pun tak masalah. Hanya saja, stroller, tak bisa dibawa ke dalam stadion. Stroller bisa disimpan di tempat tertentu yang sudah disediakan.
(fem/din)