Ungkapan itu diucapkan Gerard Pique, pemain Barcelona yang merupakan warga asli Catalunya. Pique merupakan sosok yang sudah selalu menyatakan dukungan terhadap Catalunya dalam upayanya memerdekakan diri dari Spanyol.
Atas sikapnya itu, dia sudah kerap mendapatkan serangan dari sejumlah suporter tim nasional Spanyol. Yang teranyar, Pique disoraki dan disiuli oleh fans di sesi latihan timnas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pique mengibaratkan hubungan Spanyol dan Catalunya bak ayah sedang menghadapi tuntutan anaknya yang ingin hidup mandiri setelah beranjak dewasa.
"Hubungan antara Spanyol dan Catalunya itu seperti seorang ayah dan anaknya berusia 18 tahun yang ingin meninggalkan rumah. Spanyol punya dua pilihan: untuk berbicara sebagaimana harusnya seorang ayah, atau melihat sang anak pergi," ungkap Pique dikutip Soccerway.
"Sulit untuk memahami apa yang terjadi di Catalunya kalau tak di sana langsung. Apakah penting apa yang saya pikirkan? Yang penting adalah para politisi melakukan tugas mereka dan menemukan solusi," imbuh pemain 30 tahun ini.
Pique sendiri menegaskan tak memihak salah satu kubu. Dukungannya terhadap warga Catalunya saat ini lebih ke arah dukungan agar mereka berani menyuarakan keinginan dan pandangan.
"Itu (soal keberpihakan) adalah pertanyaan satu juta dollar-nya --sulit dijawab-- dan saya takkan menjawabnya. Pesepakbola adalah figur global dan saya tak bisa menempatkan diri saya ke satu sisi atau sisi lainnya," sambungnya.
"Saya akan kehilangan separuh pengikut saya baik dari Catalunya atau Spanyol (kalau bersikap demikian). Anak saya misalnya, berdarah Kolombia, Lebanon, Catalan, dan Spanyol. Kami adalah keluarga global," tandas Pique. (raw/cas)











































