Italia takkan ikut serta di Piala Dunia 2018 di Rusia mendatang setelah disingkirkan Swedia. Mereka kalah agregat 0-1 dalam laga dua leg di babak play-off.
Ini adalah pertama kalinya Italia tak lolos ke putaran final Piala Dunia sejak kali terakhir di 1958. Menariknya baik di 1958 dan kali ini, ada kaitannya dengan Swedia. Swedia merupakan tuan rumah Piala Dunia 1958.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara saat kembali ke pola 3-5-2, Italia tak lebih baik. Permainan mereka monoton karena terus mengandalkan serangan dari sayap dan umpan silang.
Meski demikian, Ventura mendapatkan pembelaan dari pelatih legendaris Italia Arrigo Sacchi. Sacchi menyebut hasil ini merupakan konsekuensi dari kesalahan kolektif.
"Kekalahan ini bukanlah sebuah hasil yang kebetulan, lihat saja dua Piala Dunia yang seperti bencana. Tim yang benar lahir dari begitu banyak hal, bukannya satu pemain membuat perbedaan," ujar Sacchi, menyinggung hasil di Piala Dunia 2014 di mana Italia gugur di fase grup.
"Problem kami itu kultural, sepakbola adalah olahraga tim bukannya personal. Siulan-siulan (saat lagu nasional Swedia dikumandangkan) itu lahir dari hasilnya. Ventura pun sebelumnya punya karier yang bermartabat."
"Dalam hal ini kita mencari kambing hitam, kita menggampangkan kesadaran kolektif dengan cara ini, tapi seorang individu tak bisa mengatasi masalah-masalahnya," imbuhnya kepada Sportmediaset seperti dikutip Football Italia.
Gagalnya Ventura meloloskan Italia memunculkan desakan kuat agar eks pelatih Torino itu mundur. Carlo Ancelotti disebut-sebut pas jadi pengganti. Tapi sekali lagi, Sacchi menyebut menunjuk Ancelotti saja tak cukup untuk mengangkat prestasi Italia.
"Ancelotti bagus, tapi kita perlu melakukan begitu banyak hal dengan cara berbeda dibandingkan yang sekarang. Mulai dari hal-hal dasar," tandasnya. (raw/mfi)