2017, Tahun Kehilangan Besar Legenda-legenda Sepakbola

2017, Tahun Kehilangan Besar Legenda-legenda Sepakbola

Yanu Arifin - Sepakbola
Rabu, 27 Des 2017 16:25 WIB
1.

2017, Tahun Kehilangan Besar Legenda-legenda Sepakbola

2017, Tahun Kehilangan Besar Legenda-legenda Sepakbola
Foto: Claudio Villa / Getty Images
Jakarta - Dunia sepakbola banyak ditinggal insan terbaiknya di tahun 2017. Tujuh pemain bintang memutuskan pensiun dari lapangan hijau.

Philipp Lahm (Jerman), Xabi Alonso (Spanyol), Francesco Totti (Italia), Andrea Pirlo (Italia), Ricaro Kaka (Brasil), Frank Lampard (Inggris) dan Dirk Kuyt (Belanda) mengakhiri kariernya tahun ini. Mereka bukanlah pesepakbola biasa.

Ketujuh pemain itu merupakan pemain penting klub dan timnasnya. Rentetan trofi dan gelar individu juga sukses mereka raih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ini ulasan pensiunnya para legenda tersebut, dari Lahm sampai Kuyt. Simak di sini.

Philipp Lahm menyatakan bakal pensiun sejak awal tahun. Ia mengakhiri kariernya di Bayern Munich selepas musim 2016/2017 berakhir.

Pemain asal Jerman itu merupakan produk asli Munich, dan tak pernah meninggalkan klubnya kecuali sempat dipinjamkan ke VFB Stuttgart.

Selama berkostum Bayern, Lahm meraih delapan trofi Bundesliga, enam DFB Pokal, tiga Piala Super Jerman, serta masing-masing sekali Liga Champions, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub.

Di level timnas, prestasi terbaiknya adalah memimpin Jerman menjuarai Piala Dunia 2014 di Brasil. Lahm yang juga menjadi kapten Die Mannschaft, punya 113 caps dengan lima gol untuk timnas.

Sama seperti Lahm, Xabi Alonso terakhir membela Bayern Munich dan mengumumkan bakal pensiun sebelum kompetisi Bundesliga 2016/2017 selesai. Ia mengakhiri karier di usia 35 tahun.

Mengawali karier di Real Sociedad dan sempat dipinjamkan ke Eibar, Alonso bersinar saat berkostum Liverpool. Ia membawa The Reds juara Liga Champions 2005, dengan satu golnya ke gawang AC Milan di final memaksakan perpanjangan waktu hingga adu penalti yang akhirnya dimenangi Liverpool.

Alonso lalu pindah ke Madrid dan kembali sukses dengan meraih gelar La Liga, Copa del Rey, Piala Super Spanyol, serta Liga Champions. Terakhir, ia membela Bayern Munich dengan meraih tiga gelar Bundesliga serta DFB Pokal dan Piala Super Jerman.

Di level timnas, ia menjadi bagian Spanyol kala menjuarai Piala Eropa 2008 dan 2012 serta Piala Dunia 2010. Ia punya 114 caps dengan 16 gol dilesakkanya.

Setelah 25 tahun setia pada satu klub, yakni AS Roma, Francesco Totti memutuskan pensiun dari lapangan hijau. Ia mengakhiri kariernya sebagai pesepakbola di akhir musim 2016/2017.

Membela Roma sejak masih bocah, Totti mengemas 786 penampilan dan mencetak 307 gol untuk klub ibu kota Italia itu. Lima gelar dipersembahkannya yakni satu trofi Scudetto dan Coppa Italia serta Supercoppa masing-masing dua trofi.

Di level timnas, Totti menjadi bagian saat Italia menjadi jawara Piala Dunia 2006 di Jerman. Capaian itu menggenapi prestasinya saat mengantar Gli Azzurri juara di Piala Eropa U-21 10 tahun sebelumnya. Selepas pensiun, Totti menjadi salah satu petinggi di Roma.

Pirlo menambah panjang daftar pemain bintang yang pensiun di 2017. Ia mengakhiri karier sepakbolanya bersama klub MLS, New York City FC.

Pirlo sempat malang melintang di berbagai klub raksasa Italia. Mengawalinya di Brescia, ia kemudian direkrut Inter, sempat dipinjamkan ke Reggina dan kembali ke Brescia, Pirlo menyebrang ke AC Milan.

Bersama Rossoneri itu, karier Pirlo melesat. Ia mengantar Milan meraih dua gelar Serie A, dua gelar Liga Champions, dua gelar Piala Super Eropa, dan masing-masing sekali Coppa Italia, Supercoppa, dan Piala Dunia Antarklub.

Sukses di Milan, Pirlo memutuskan pindah ke Juventus. Lagi-lagi kesuksesan, ia membawa Si Nyonya Tua empat kali meraih Scudetto dan sekali Coppa Italia dan Supercoppa.

Pemain yang dikenal punya umpan mematikan itu juga sukses di timnas. Ia mengantar Italia juara Piala Dunia 2006 dan runner up Piala Eropa 2012. Ia juga sempat mengantar Italia juara Piala Eropa U-21, meraih medali perunggu di Olimpiade 2004, serta peringkat ketiga Piala Konfederasi 2013.

Terakhir adalah Ricardo Kaka, legenda yang memutuskan pensiun tahun ini. Pesepakbola asal Brasil itu mengakhiri karier di usia 35 tahun.

Kaka mengawali karier di Sao Paulo, sebelum direkrut Milan pada 2003. Di Italia ia bersinar, dengan mengantar Milan meraih gelar Scudetto, Supercoppa, Liga Champions, Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub.

Kaka kemudian hijrah ke Real Madrid pada 2009. Kariernya tak begitu mulus lantaran sering didera cedera, meski bisa turut membantu meraih gelar La Liga dan Copa del Rey.

Kaka kemudian sempat kembali ke Milan, sebelum memutuskan berkarier di Amerika Serikat bersama Orlando City sampai pensiun bulan lalu.

Kaka merupakan salah satu bagian dari generasi emas Brasil. Ia membawa Selecao juara Piala Dunia 2002 dan Piala Konfederasi 2005 serta 2009. Kaka juga menjadi pemain terakhir yang meraih gelar Ballon d'Or, sebelum gelar pemain terbaik itu didominasi Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.

Lampard memutuskan pensiun awal tahun lalu setelah tidak memperpanjang kontraknya di New York City. Pemain asal Inggris itu gantung sepatu di usia 38 tahun.

Lampard sukses bersama Chelsea, sejak dibeli dari West Ham United pada 2001. Bersama The Blues, ia meraih tiga gelar Premier League, empat Piala FA, 2 Piala Liga, 2 Community Shield, serta Liga Champions dan Liga Europa masing-masing sekali.

Ia juga menjadi top skorer sepanjang masa Chelsea dengan torehan 211 gol. Hebatnya adalah Lampard seorang gelandang, bukanlah striker. Kemudian Lampard pindah ke New York City dan dipinjamkan ke Manchester City, sebelum kembali ke Amerika Serikat dan gantung sepatu.

Di level timnas, tidak ada prestasi yang membanggakan untuk Lampard. Ia belum sempat membawa The Three Lions menjuarai Piala Dunia atau Piala Eropa.

Kuyt memutuskan pensiun tahun ini setelah membawa Feyenoord menjuarai Eredivisie 2016/2017. Sepanjang kariernya, Kuyt banyak mengembara ke berbagai klub.

Mengawali karier dari klub amatir Belanda, Quick Boys, Kuyt kemudian pindah ke Utrecht dan Feyenoord sebelum diangkut Liverpool. Bersama The Reds, ia turut mempersembahkan satu trofi Piala Liga pada 2011/2012.

Kuyt kemudian pindah ke Turki untuk berkarier di Fenerbahce. Ia menyumbang tiga gelar sebelum kembali ke Feyenoord sampai akhirnya pensiun.

Bersama timnas, prestasi Kuyt hanya mampu membawa Belanda jadi runner up Piala Dunia 2010 dan peringkat tiga di Piala Dunia 2014. Tahun ini, ia terpaksa pensiun dengan melihat negaranya gagal lolos ke Piala Dunia 2018.

Hide Ads