Jakarta -
Tahun 2018 segera berganti dalam hitungan jam. Para atlet terlibat dalam momen-momen baik yang menakjubkan maupun kontroversial di sepanjang tahun ini.
Selain kompetisi-kompetisi reguler seperti liga-liga sepakbola top Eropa, 2018 menandai digelarnya Piala Dunia di Rusia. Prancis keluar sebagai pemenang setelah mengalahkan Kroasia di final.
Piala Dunia menjadi panggung bagi bintang muda Prancis Kylian Mbappe dan pemain senior Kroasia
Luka Modric, usai sama-sama bersinar. Superstar Brasil
Neymar juga mengambil sorotan besar, tapi bukan karena penampilan apiknya melainkan tingkahnya di lapangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun 2018 juga menandai bahwa sekali lagi Real Madrid masih menjadi Raja Eropa. Bek sekaligus kapten Madrid Sergio Ramos disorot sekaligus dipuja. Selain itu, Jose Mourinho tidak henti-hentinya membuat sensasi...negatif.
Dari sepakbola dalam negeri, timnas Indonesia U-16 mengukir prestasi membanggakan dengan menjuarai Piala AFF. Fakhri Husaini, selaku pelatih layak diapresiasi. Namun, sebuah ironi datang dari level senior dengan skandal pengaturan skor.
Sementara itu, dari arena otomotif Marc Marquez masih mendominasi balap MotoGP usai merebut gelar juara dunia. Di sisi lain, rider Moto2 Romano Fenati justru membuat gempar dengan aksi tercela di lintasan.
Yang Dipuji - Mbappe
Mbappe mencetak empat gol untuk membawa Prancis memenangi Piala Dunia 2018, saat usianya masih 19 tahun. Sukses tersebut membuat Mbappe dianugerahi dengan segudang penghargaan termasuk Pemain Prancis Terbaik, Trofi Kopa, Pemain Muda Terbaik di Piala Dunia, serta finis keempat di Pemain Terbaik Dunia FIFA dan Ballon d'Or tahun ini.
Yang Dicerca - Neymar
Aksi Neymar barang kali akan lebih diingat daripada sepak terjang Brasil di Piala Dunia 2018. Pentolan Selecao itu dikritik habis karena bereaksi berlebihan saat menerima tekel dari lawan-lawannya. Jika dihitung Neymar bahkan sudah menghabiskan 14 menit karena berguling-guling di atas lapangan!
 Neymar disorot karena bereaksi berlebihan usai ditekel lawan pada Piala Dunia 2018. Foto: Reuters |
Yang Dipuji - Timnas U-16
Timnas Indonesia U-16 menyudahi dahaga sepakbola Tanah Air dengan trofi juara. Skuat Garuda Muda mengangkat trofi juara setelah mengalahkan Thailand lewat adu penalti 4-3, usai berimbang 1-1 di waktu normal.
Yang Dicerca - Pengaturan Pertandingan
Pada bulan Desember ini, skandal pengaturan pertandingan sepakbola Indonesia terkuak. Diawali dari blak-blakan di program Mata Najwa, Kepolisian Indonesia membentuk Satgas Anti Mafia Bola menciduk beberapa pemain match fixing, termasuk anggota intern PSSI Johar Lin Eng (exco) dan Dwi Irianto alias Mbah Putih (komisi disiplin).
 Johar Lin Eng (diborgol) anggota exco PSSI diciduk karena dugaan pengaturan pertandingan. Foto: Istimewa |
Yang Dipuji - Luka Modric
Tahun 2018 bisa dibilang sebagai tahunnya Modric. Pemain tengah berusia 33 tahun itu membawa Madrid menjuarai Liga Champions untuk ketiga kalinya beruntun dan mengantar Kroasia maju ke final Piala Dunia pertama dalam sejarahnya.
Berkat penampilannya yang menawan, Modric terpilih sebagai Pemain Terbaik Dunia FIFA dan Ballon d'Or 2018, untuk mengakhiri dominasi Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Beberapa penghargaan lain juga direbut Modric seperti Pemain Terbaik UEFA dan Pemain Terbaik Piala Dunia.
Yang Dicerca - Sergio Ramos
Bek dan kapten Madrid itu resmi menjadi musuh nomor 1 suporter Liverpool setelah insiden yang terjadi di final Liga Champions. Pada laga yang dimenangi Madrid 3-1, Ramos dituding mencederai striker lawan Mohamed Salah di babak pertama. Akibatnya, bintang sepakbola Mesir itu mengalami dislokasi bahu kiri dan tidak dapat melanjutkan permainan. Liverpool pun terpukul karena Salah sedang cemerlang-cemerlangnya.
Masih di pertandingan yang sama, kontroversi lain melibatkan Ramos usai dituding menyikut kiper Liverpool Lloris Karius. Belakangan diketahui Karius mengalami gegar otak ringan, di mana cedera itu memungkinan dia membuat blunder yang berujung gol-gol Madrid.
Sederet kontroversi Ramos di 2018 tidak mencegah dia memenangi penghargaan Bek Terbaik UEFA 2018/19. Ramos lagi-lagi membuat sensasi karena sengaja menyentuh bahu kiri Salah usai menerima penghargaan tersebut.
 Sergio Ramos dituding mencederai Mohamed Salah di final Liga Champions. Foto: Michael Regan/Getty Images |
Yang Dipuji - Fakhri Husaini
Puja-puji dialamatkan kepada Fakhri setelah mengantar timnas U-16 memenangi Piala AFF 2018. Fahri menjadi otak di balik sukses Indonesia yang menjalani turnamen tanpa terkalahkan.
Yang Dicerca - Jose Mourinho
Kontroversi dan Mourinho tidak bisa dipisahkan. Meski sukses memberikan gelar juara Liga Europa, Piala Liga, dan finis runner-up bagi Manchester United, Mourinho menciptakan tensi tinggi di ruang ganti pada musim 2018/19.
Mourinho tidak segan mengkritik para pemain MU secara terbuka dan hubungan buruknya dengan Paul Pogba menjadi 'santapan' media-media Eropa. Kekalahan MU 1-3 di markas Liverpool memastikan nasib Mourinho. Pria berusia 55 tahun itu dipecat.
 Jose Mourinho dipecat Manchester United pada 18 Desember 2018. Foto: Lee Smith/Action Images via Reuters |
Yang Dipuji - Marc Marquez
Rider Repsol Honda ini keluar sebagai juara MotoGP 2018, atau titel juara dunia ketujuh dalam kariernya di balap motor sekaligus gelar kelima di kelas primer. Prestasi itu membuat Marquez sejajar dengan legenda balap motor Mick Doohan, yang sama-sama meraih lima gelar MotoGP.
Di sepanjang tahun ini, Marquez begitu dominan dengan memenangi sembilan dari 18 balapan yang digelar dan lima kali finis podium. Hanya empat kali Marquez gagal meraih poin, dua di antaranya retired.
Yang Dicerca - Romano Fenati
Fenati menciptakan salah satu skandal terbesar di ajang balap motor. Pada balapan di seri Moto2 San Marino pada September, Fenati melakukan aksi berbahaya karena menekan rem depan rivalnya, Stefano Manzi, saat melaju dalam kecepatan 200 km/jam.
Buntut kejadian itu, Fenati didiskualifikasi dari izin balapannya dicabut di sisa musim. Sanksi belum cukup bagi Fenati karena Forward Racing juga membatalkan kontraknya untuk musim 2019. Fenati kemudian memutuskan pensiun dari kompetisi balap motor, di usia yang baru mencapai 22 tahun.
 Romano Fenati mesti pensiun dini usai melakukan aksi berbahaya terhadap rivalnya. Foto: Screenshot Youtube MotoGP.com |
Halaman Selanjutnya
Halaman