Kesaksian Eks Kiper Argentina: Messi Nangis Kejer Kalah di Copa America

Kesaksian Eks Kiper Argentina: Messi Nangis Kejer Kalah di Copa America

Rifqi Ardita Widianto - Sepakbola
Jumat, 27 Mar 2020 12:10 WIB
SAO PAULO, BRAZIL - JULY 06: Lionel Messi of Argentina leaves the pitch after being sent off during the Copa America Brazil 2019 Third Place match between Argentina and Chile at Arena Corinthians on July 06, 2019 in Sao Paulo, Brazil. (Photo by Alexandre Schneider/Getty Images)
Lionel Messi disebut menangis tersedu-sedu saat Argentina tersingkir di Copa America 2011. (Foto: Getty Images/Alexandre Schneider)
Jakarta -

Dengan seluruh suksesnya di level klub bersama Barcelona, Lionel Messi masih saja dikritik karena belum juara bersama Argentina. Ia dibela.

Messi belum sekalipun membawa Argentina juara, baik di Copa America maupun di Piala Dunia. Prestasi terbaiknya adalah membawa La Albiceleste finis runner-up di Copa America 2007, 2015, dan 2016, serta di Piala Dunia 2014.

Kekosongan titel bersama timnas menjadi satu-satunya cela dalam karier Messi sejauh ini. Bersama Barcelona, klub profesionalnya yang pertama dan satu-satunya sejauh ini, dia sudah meraih 34 gelar!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan kiper timnas Argentina Oscar Ustari menilai, bagaimanapun juga Messi tak sepantasnya diragukan kualitasnya, apalagi soal dedikasinya terhadap timnas. Baginya, belum berhasilnya Messi membawa Argentina meraih trofi tak bisa dijadikan justifikasi bahwa komitmennya tak sebesar untuk klub.

Mantan kiper Boca Juniors itu menyaksikan sendiri, bagaimana Messi menangis usai Argentina kalah adu penalti dari Uruguay di perempatfinal Copa America 2011.

ADVERTISEMENT

"Mempertanyakan Messi itu keterlaluan. Beberapa hal mungkin berjalan sesuai rencana, atau bisa juga tidak, tapi saya bisa mengatakan bahwa saya melihatnya menangis layaknya seorang bayi karena apa yang pernah terjadi di tim nasional," katanya kepada Mitre Deportivo, seperti dikutip Marca.

"Sangat sulit berada di posisinya. Saya ingat di Copa America 2011 saat saya masih memulihkan diri dari cedera lutut dan ketika tim kalah, saya menemuinya di Ezeiza dan melihatnya dalam kondisi yang belum pernah saya temui sebelumnya, hancur berkeping-keping."

"Saya tak ragu bahwa kalau Messi tak menjadi juara dunia, maka sepakbola sudah bersikap tak adil," tandasnya.




(raw/krs)

Hide Ads